Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABUT ASAP: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Surhariyanto mengatakan struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada kuartal III/2015 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri) meninjau lokasi kebakaran lahan di Desa Pulo Keronggan, Kec Pedamaran Timur, Ogan Komering Ilir, Sumsel, Minggu (6/9/2015). Presiden meminta Kapolri untuk menindak tegas pelaku dan perusahaan yang membakar lahan dengan sengaja./Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri) meninjau lokasi kebakaran lahan di Desa Pulo Keronggan, Kec Pedamaran Timur, Ogan Komering Ilir, Sumsel, Minggu (6/9/2015). Presiden meminta Kapolri untuk menindak tegas pelaku dan perusahaan yang membakar lahan dengan sengaja./Antara
Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2015 sebesar 4,73%.
 
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Surhariyanto mengatakan struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada kuartal III/2015 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
 
"Kelompok di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni sebesar 58,27%," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/11/2015).
 
Lalu, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,37%, Pulau Kalimantan 7,99%,Sulawesi 6,08%, dan pulau lainnya 5,29%.
 
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Wilayah atau Pulau pada kuartal III/2015, Bali dan Nusa Tenggara paling tinggi mencapai 11,75%, Sulawesi di urutan kedua dengan realisasi 8,16%
 
Diikuti, pulau Jawa yang sebesar 5,39%,
Sumatera mencatatkan realisasi 3,04%, Maluku dan Papua 2,28%.
 
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan terkontraksi negatif 0,41%
 
"Dampak asap memang tidak langsung ke ekonomi, tapi bisa dilacak dari realiasi pertumbuhan sub sektor kehutanan dan penebangan kayu. Tapi kami tidak punya kajian khususnya," tutur Suhariyanto.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper