Bisnis.com, PEKANBARU – Akibat kabut asap yang timbul dari kebakaran lahan dan hutan di Sumatra, aktivitas penerbangan di wilayah Pekanbaru sejak September 2015 terpaksa memakai sistem buka tutup, yang tentu saja mengganggu rencana kedatangan pebisnis dan pejabat ke ibu kota Riau tersebut.
Salah satu korban dari penutupan bandara di Pekanbaru itu adalah Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pekanbaru, Tongam P. Simanjuntak.
“Saya ditugaskan sementara ke Pekanbaru selama sebulan, dan waktu penugasan itu sekitar dua minggu lalu, kabut asap sedang pekat dan tentu jadwal penerbangan ditutup,” katanya, Selasa (3/11/2015).
Dari informasi yang diterimanya untuk dapat tiba di Pekanbaru dia harus terbang ke Padang, Sumatra Barat untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jalur darat sekitar delapan jam perjalanan.
Melihat kondisi itu, dia sudah menyiapkan mental dan kekuatan tubuh agar dapat menjalani perjalanan panjang itu.
Tetapi sesaat akan terbang ke Padang, tiba-tiba ada informasi kalau kondisi Bandara Pekanbaru membaik dan bisa digunakan untuk penerbangan dari Ibu Kota Jakarta.
“Dari informasi itu akhirnya saya kembali berangkat ke Pekanbaru langsung dengan pesawat dari Jakarta, tetapi tiket Jakarta – Padang tidak dibatalkan, untuk jaga-jaga kalau nanti bandara di Pekanbaru tutup lagi,” katanya berkisah.
Dengan kondisi ini, pihaknya mengaku banyak kesulitan yang dialami oleh pebisnis dan tentunya dirasakan masyarakat umum, karena susahnya memastikan jadwal penerbangan di tengah kabut asap yang menyelimuti wilayah Riau dan sekitarnya.
Tongam juga bersyukur setelah Pekanbaru dan Riau diguyur hujan deras sejak akhir pekan lalu, kualitas udara setempat menjadi lebih baik dan sinar matahari bisa menyinari langit di ibu kota Riau tersebut.