Kabar24.com, JAKARTA--Menjelang konferensi perubahan iklim di Paris Desember nanti, lebih dari 140 negara telah mengajukan Intended Nationally Determined Contribution (INDC) atau kontribusi yang ditetapkan dan diniatkan secara nasional. Jumlahnya masih akan bertambah.
Dalam laporan sementara yang disampaikan pada Jumat (30/10/2015), INDC dari berbagai negara itu akan mampu mengurangi emisi karbon global rata-rata 8% per kapita pada 2025 dan 9% pada 2030.
Jumlah rencana yang mencapai 146, yang mencakup semua negara maju dan tiga perempat dari negara berkembang, diklaim sebagai yang terbesar yang pernah dilakukan. Dalam rilisnya Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) menyebut empat kali lipat dari komitmen pertama Protokol Kyoto.
Komitmen mayoritas negara di dunia itu semakin memperbesar prospek untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat celcius hingga 2030.
"Dampak kolektif lebih dari 140 rencana aksi iklim nasional, menunjukkan bahwa bersama-sama mereka secara dramatis dapat memperlambat emisi global ke atmosfer," kata UNFCCC dalam rilisnya.
Conference of the Parties (COP) ke-21 di Paris sendiri akan memutuskan langkah baru dalam mengatasi perubahan iklim. Seluruh usulan dalam INDC akan dibahas dalam satu panel, yang dalam pelaksanaanya kelak akan dibiayai oleh PBB.
Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan upaya sendiri sebesar 26% pada 2020 berdasarkan skenario business as usual, dan 41% dengan dukungan internasional.
Dalam draft final INDC Indonesia disebutkan bahwa emisi gas rumah kaca Indonesia diprediksi sebesar 1.800 metrik ton CO2e pada 2005. Ini merupakan peningkatan dari 400 MtCO2e dibandingkan pada 2000.
Sebagian besar emisi atau 63% berasal dari perubahan penggunaan lahan dan kebakaran gambut, sisanya dari bahan bakar fosil yaitu sekitar 19% dari total emisi.