Kabar24.com, PALEMBANG -- Satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Sumatra Selatan mulai menghadapi kendala dalam melakukan pemadaman melalui udara akibat pekatnya kabut asap di provinsi itu yang berpengaruh terhadap jarak pandang.
Komandan Satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Tri Winarno mengatakan pihaknya cukup kesulitan melakukan operasi udara dengan jarak pandang yang hanya sekitar 700 meter.
"Memang ada pesawat yang belum berangkat karena jarak pandang yang pendek. Kami juga harus memperhatikan faktor keamanan saat melakukan pemadaman," katanya, Selasa (29/9).
Dia mengatakan selain kendala jarak pandang, satgas juga mulai kesulitan mendapatkan sumber air untuk water bombing akibat musim kemarau yang masih
terus berlangsung di Sumsel.
Dia menambahkan saat ini terdapat tujuh helikopter yang dikerahkan untuk water bombing.
Apalagi, kata Tri, pihaknya membutuhkan sumber air yang cukup banyak karena harus memadamkan lahan gambut yang terbakar luas.
Oleh karena itu, dia menambahkan, satgas menambah efektivitas langkah pemadaman lain, seperti operasi darat.
"Kami mengerahkan seluruh masyarakat, aparat desa, dan pemerintah daerah untuk upaya pemadaman lewat darat," katanya.
Satgas yang terdiri dari berbagai instansi itu sebetulnya diberi tenggat waktu hingga Rabu (30/9) untuk menuntaskan penanganan karhutla di Sumsel.
Akan tetapi, Tri memastikan, pihaknya akan tetap bergerak melakukan penanganan kebakaran jika memang kondisi masih berlanjut hingga lewat tenggat.
"Penanggulangan jalan terus, kami menyesuaikan saja, akan tetap melaksanakan tugas," katanya.
Saat ini terdapat 1.065 personel TNI yang bertugas menangani pemadaman karhutla di provinsi Sumsel dan akan diperpanjang masa tugasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel