Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Soal PAN Nyeberang Koalisi: Secara Etika Politik Buruk

Pakar komunikasi politik Umaimah Wahid mengatakan Partai Amanat Nasional (PAN) tengah mencari kestabilan politik, menanggapi merapatnya PAN ke partai koalisi pemerintah. Dia menyebutkan peristiwa tersebut hal yang buruk dalam etika politik.
Presiden Joko Widodo (kiri) menerima hormat Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) dalam pembukaan Rakernas PAN, di Jakarta, Rabu (6/5/2015./Antara-Fanny Octavianus
Presiden Joko Widodo (kiri) menerima hormat Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) dalam pembukaan Rakernas PAN, di Jakarta, Rabu (6/5/2015./Antara-Fanny Octavianus

Kabar24.com, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Umaimah Wahid mengatakan Partai Amanat Nasional (PAN) tengah mencari kestabilan politik.

Hal itu disampaikan Umaimah menanggapi merapatnya PAN ke partai koalisi pemerintah.

Meski begitu, dia menyebutkan peristiwa tersebut hal yang buruk dalam etika politik.

"PAN saat ini sedang mencari kestabilan kekuasaan. Tidak ada kata setia dalam politik. Dalam satu sisi, hal itu baik-baik saja. Namun, dalam etika politik itu adalah hal yang buruk," jelasnya saat dihubungi Kabar24.com, Rabu (2/9/2015).

"Di Indonesia, pihak oposisi masih dianggap sebagai masalah. Mestinya harus dipahami sebagai penyeimbang politik," tambahnya.

Saat ditanya apa dampak yang ditimbulkan dari merapatnya PAN ke koalisi pemerintah, Umai berpendapat, "Oposisi tetap ada, dan baiknya memang harus ada meskipun kekuatan dari segi partai politik semakin berkurang. Namun, keberadaan mereka tetap penting. Itu baru demokrasi, kalau hanya ada satu kekuatan politik bukan demokrasi namanya."

Bergabungnya PAN ke sudut koalisi pro pemerintah, tambahnya, tidak terlalu berpengaruh kepada pemerintah.

Pasalnya, Jokowi masih dianggap mendominasi kekuasaan pada saat ini.

"Sebenarnya, kekuasaan Jokowi dan PDIP masih kuat meski tanpa PAN karena partai politik tidak sepenuhnya menentukan kekuasaan Jokowi. Namun, ada pengaruh dalam proses mencapai suatu kesepakatan di DPR meski tidak signifikan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper