Kabar24.com, JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh televisi nasional menyajikan program yang mendidik dan tidak sekadar mengejar rating untuk kepentingan komersial.
Presiden Jokowi mengatakan keberadaan televisi di tengah masyarakat menjadi kurang produktif, karena beberapa di antaranya lebih memilih untuk mengejar rating dibandingkan dengan menyampaikan nilai-nilai budaya kerja produktif.
"Masyarakat saat ini mudah terjebak pada histeria publik dalam merespons persoalan, khususnya menyangkut isu-isu sensasional," katanya saat bertemu Direktur Program seluruh televisi nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Presiden Jokowi menuturkan dirinya sempat mendapat protes dari masyarakat dan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan terkait program televisi saat ini. Pasalnya, beberapa program televisi nasional menyampaikan pesan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya dan agama yang ada di masyarakat.
Menurutnya, pemerintah tidak akan mencampuri isi berita yang ditampilkan dalam televisi, katena hal tersebut berkaitan dengan kebebasan pers. Dirinya hanya ingin menyelesaikan persoalan dari sejumlah program televisi yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan agama.
"Jangan sampai kita memandu publik masuk ke sektor-sektor konsumtif, hidup bermewah-mewahan, dan tidak rasional, karena banyak program yang menyajikan takhayul," ujarnya.
Dia juga menyebutkan kreativitas rumah produksi dan tim kreatif di stasiun televisi harus didorong untuk memproduksi program yang bermanfaat dan menghibur.
Presiden juga berjanji akan membantu menyelesaikan persoalan perizinan yang dianggap menghambat upaya memproduksi program yang lebih mendidik.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat menyinggung media yang hanya mengejar rating dalam pidato kenegaraannya. Pidato tersebut disampaikan dalam Sidang Bersama DPR dan DPD di Komplek Parlemen.