Bisnis.com, TANGERANG— Adi asik menyantap mi putih diguyur kuah coklat kekuningan bersantan yang menyatu dengan gilingan kacang hijau, ini adalah piring kedua yang dinikmatinya.
Pria berusia 50 tahun itu sigap menyeruput lantas mengunyah kuah dan mi di piring. Walaupun makan sendirian, lantaran belum jam buka puasa, tak membuatnya canggung. Saat mendongak, bibirnya tampak berwarna kuning terbalut sisa kuah yang menempel.
Ditanya mengapa begitu menggemari Laksa Tangerang, dia menjawab, "Saya tidak tahu [mana yang lebih banyak disuka]. Saya tahunya dari kecil makannya ya ini".
Kudapan yang sedang dinikmati Adi bernama Laksa Tangerang, Bisnis menemuinya di Pusat Kuliner Laksa Tangerang, beberapa pekan lalu. Lokasi ini terletak tepat di tikungan menuju Jalan Muh. Yamin dari arah Jalan Jenderal Sudirman, Kota Tangerang.
Adi tak bisa menjelaskan mengapa dirinya lebih suka Laksa Tangerang ketimbang varian laksa daerah lain, seperti Laksa Jakarta. Mungkin rasanya terlanjur nyantol di lidah sebab bagaimanapun kuliner itu soal selera.
"Istri saya saja saya ajak makan ke sini lagi tidak mau, dia tidak suka. Tapi saya, ya kalau sudah jatuh cinta akan balik lagi lah," tutur pria yang rambutnya sudah memutih itu.