Bisnis.com, JAKARTA --Keinginan yang kuat untuk membangun kerajaan bisnis sendiri di luar perusahaan keluarga membuat pria berkebangsaan Prancis, Gharles Guinot, memutuskan untuk hijrah ke China.
Dua tahun memulai kehidupan dan budaya baru di negara Panda ini membuatnya sering mendengar nama Indonesia. Dari perbincangan teman-teman di China, dia mengenal dan tahu tentang Indonesia. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk membangun kerajaan bisnis di Tanah Air.
Pada akhir 2013, Guinot pindah ke Indonesia, dan menjadikan kota pendidikan, Yogyakarta, sebagai kota tujuan. Di kota ini, selama sebulan dia belajar bahasa Indonesia dan cara berinteraksi dengan masyarakat di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Berbekal latar belakang pendidikan sebagai lulusan teknik mesin di Université de Technologie de Troyes Prancis, dia mulai membangun perusahaan berbasis jasa aplikasi berupa online pajak di bawah bendera Achilles System.
Perekruitan anak buah dilakukannya melalui jejaring sosial. Perusahaan yang didirikan pada September 2014 memiliki 20 karyawan yang mengelola Achilles System.
Guinot mengatakan perusahaan yang didirikannya ini memiliki visi untuk membantu dan memperbaiki Indonesia dalam sistem pembayaran dan pengolahan pajak. Dia mengatakan jika seluruh perusahaan di Indonesia sadar pajak maka pendapatan pemerintah bisa lebih dua kali lipat dari sekarang.
“Jika pemerintah mendapat pendapatan yang lebih banyak, maka kebutuhan negara juga semakin tercukupi, contohnya untuk membangun infrastruktur yang lebih baik. Saya bermimpi Indonesia dapat lebih baik,” tuturnya.
Berhubungan dengan sistem pengolahan pajak dan birokrasi pemerintah tidak lagi menjadi hal baru buatnya.
Di perusahaan keluarganya, dia pernah bertugas sebagai Project Manager yang mengurus segala administrasi dan analisis keuangan hingga pembayaran pajak. Pengalaman di perusahaan keluarga tersebut memudahkannya untuk merintis sistem aplikasi pajak online yang memudahkan setiap perusahaan untuk melakukan kegiatan rutin pajak berupa hitung, setor dan lapor dalam sekali proses.
Niat dan usahanya tak lain sebagai pembuktian kepada dirinya sendiri atas kemampuannya untuk membangun bisnis sendiri meskipun dari nol. Dia tidak ingin terus berada pada zona nyaman mengelola perusahaan keluarga yang telah mapan. “Jika terus bersama keluarga dan kerabat, maka kita tidak akan mengerti sejauh apa kemampuan diri kita sesungguhnya. Saya tidak hanya ingin dipandang baik dari segi keluarga saja, saya ingin lebih berguna pada orang lain,” ujar Charles.
Kesan tentang Indonesia
Pria yang hobi melakukan perjalanan ke beberapa daerah di Indonesia ini mengaku sempat kesal dengan sarana transportasi yang lambat dan membuatnya banyak menghabiskan waktu untuk menunggu. Namun, dia menganggap hal tersebut sangat sepadan dengan pemandangan alam Tanah Air yang dilihatnya.
“Saya paling suka ke Pulau Komodo meski pernah membutuhkan waktu dua hari untuk menuju ke sana, tapi di sana sangat indah, dan saya bisa bermain snorkling dan diving,” ujarnya.
Menu Nusantara yang cocok dengan seleranya adalah sate senayan, nasi goreng dan rendang. Baginya selain Indonesia memiliki keindahan panorama dan sajian menu khas nusantara, juga memiliki masyarakat yang ramah, dan pekerja keras.
Dia mengatakan para pegawai di perusahaannya sangat bersemangat bekerja. Hal tersebut membuatnya tidak banyak menerapkan aturan selain disiplin, serius, tetapi tetap santai.
Guinot mengaku banyak belajar tentang kepemimpinan, mengatur strategi, dan bekerja keras dari ayah yang seorang pengusaha. Sementara itu, dia banyak belajar tentang semangat dari ibu. Baginya saat ini, upaya membuat Indonesia semakin maju dan baik merupakan hal yang penting untuknya dan tim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
