Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Heboh Reshuffle, Begini Komentar Menko Sofyan Djalil

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengkambinghitamkan kondisi eksternal global sebagai penyebab utama buruknya kinerja kementerian bidang ekonomi.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (24/2/2015)./JIBI-Akhirul Anwar
Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (24/2/2015)./JIBI-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengkambinghitamkan kondisi eksternal global sebagai penyebab utama buruknya kinerja kementerian bidang ekonomi.  

“Masalahnya adalah ekonomi lagi sulit. Siapa pun dalam posisi menko perekonomian atau posisi [menteri] ekonomi adalah paling sulit, karena ekonomi sulit itu,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Senin (4/5/2015).

Dia menjelaskan kondisi eksternal ekonomi global sedang memburuk, ditandai pertumbuhan ekonomi China yang tidak tinggi. Belum lagi ekonomi Eropa yang sulit dan harga komoditas yang merosot.

Ekonomi eksternal yang melambat mengurangi daya beli masyarakat dalam negeri sehingga mempengaruhi ekonomi nasional. Masyarakat melihat kondisi itu sebagai tanggung jawab menteri koordinator perekonomian, tak mungkin menyalahkan menteri bidang lain.

Dia berpendapat penilaian kinerja yang buruk terhadap kementerian bidang ekonomi terlontar karena adanya kebijakan-kebijakan bagus yang dianggap tidak populer oleh masyarakat.

Salah satunya ialah kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM). “Kalau masyarakat tidak puas atas kondisi sekarang ini wajar saja,” sambungnya.

Sebelumnya, dua lembaga swadaya bidang politik Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) dan Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia (GDRI) meneliti evaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK selama satu semester terakhir.

Koordinator Advokasi Fitra Apung Widadi menyebutkan setidaknya ada tiga menteri dalam Kabinet Kerja yang harus diganti karena dianggap tidak mampu mewujudkan program Nawa Cita.

Tiga menteri itu antara lain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Badan Usaha Milik Negara, dan Menteri Keuangan.

Dalam konferensi pers yang digelar GDRI, Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan ada delapan menteri Kabinet Kerja yang paling mendapat sorotan dari publik atas kebijakan yang telah diambil. Mereka juga dianggap berpotensi mengalami perombakan kabinet (reshuffle).

Kedelapan menteri ialah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Bappenas, dan Sekretaris Kabinet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper