Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penuh Curiga, Inggris Larang Mahasiswa dari Luar Uni Eropa Belajar Nuklir

Ratusan mahasiswa yang bukan berasal dari Uni Eropa (UE) dan dicurigai akan mengembangkan senjata nuklir dilarang kuliah bidang sains di berbagai perguruan tinggi Inggris.
Pelarangan terhadap 739 siswa itu adalah tindakan serius. /Bisnis.com
Pelarangan terhadap 739 siswa itu adalah tindakan serius. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Ratusan mahasiswa yang bukan berasal dari Uni Eropa (UE) dan dicurigai akan mengembangkan senjata nuklir dilarang kuliah bidang sains di berbagai perguruan tinggi Inggris.

Sekitar 739 mahasiswa tersebut dipulangkan setelah mereka dilarang mengambil mata kuliah tentang ilmu nuklir, biologi dan kimia dengan alasan keamanan.

Ternyata kekhawatiran tersebut telah muncul sejak 2007 meski aturannya baru diberlakukan, menurut The Independent sebagaimana dikutip Presstv.com, Senin (30/3/2015). 

Dalam program Academic Technology Approval Scheme (ATAS), Inggris juga melarang mahasiswa dari luar non-UE untuk menempuh pendidikan sebagai dokter hewan. Namun sejumlah legislator mengkritik program tersebut karena berkontribusi terhadap penurunan jumlah siswa internasional di universitas Inggris dalam beberapa tahun terakhir.

John Stanley, Ketua Komite Pengawasan Ekspor Senjata House of Commons, mengatakan pelarangan terhadap 739 siswa itu adalah tindakan serius. "Ini sangat luar biasa mengingat ancaman yang kita hadapi. Kita memang harus menolak memperpanjang mereka yang belajar di Inggris," ujarnya.

Alasan lainnya adalah karena banyak pakar senjata yang bekerja sama dengan kelompok teroris di Suriah dan seluruh dunia pernah belajar di Inggris. Pasalnya Keterampilan mereka merakit, dan membuat bom, diperoleh di universitas di Inggris.

Warga asing yang tinggal di Inggris, setelah menempuh pendidikan sains, dikhawatirkan telah menjadi bagian teroris yang akan menyerang Eropa dengan ilmu membuat bom yang mereka miliki, ujarnya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Presstv.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper