Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berharap pemerintah pusat memberi perhatian yang lebih bagi penanganan wilayah perbatasan di Kalimantan Utara.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan saat ini kondisi masyarakat Kalimantan Utara di wilayah sekitar perbatasan menjadi sangat terisolir karena minimnya infratruktur pendukung.
“Karena terisolir, ketergantungan dengan negara tetangga jadi sangat tinggi, karena justru lebih mudah aksesnya,” katanya di Jakarta saat melakukan kunjungan ke Kementerian PUPR, Selasa (3/2/2015).
Menurutnya, masyarakat Kaltara saat ini cenderung beralih tinggal ke Malaysia karena harga kebutuhan pokok di sana jauh lebih murah dan lebih mudah didapat.
Hal ini menurutnya sangat mengancam rasa nasionalisme sebagai bangsa Indonesia.
“Harga gula misalnya, di Malaysia kalau dirupiahkan hanya sekitar Rp6.600 per kg. Sementara yang asal indoneisa bisa Rp11.000 atau Rp12.000, bahkan lebih dari itu dan kadang malah hanya di Tarakan saja,” katanya.
Irianto menampilkan sejumlah potret kondisi infratruktur di wilayah perbatasan Kaltara. Di situ tampak perbedaan yang sangat mencolok antara kualitas infratruktur negara tetangga dengan Indonesia.
Irianto berharap persoalan ketimpangan infratruktur di wilayah perbatasan dapat segera diatasi.
Oleh karena itu, pihaknya berharap kerja sama dengan pemerintah pusat dapat dapat memacu perbaikan kondisi wilayah perbatasan.
“Untuk infratruktur kita punya banyak tantangan dan sekarang sudah disampaikan. Mudah-mudahan bisa cepat,” katanya.