Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Kota Malang 2014 Capai 8,14%, Lampaui Proyeksi BI

Inflasi Kota Malang sepanjang 2014 mencapai 8,14% jauh lebih tinggi daripada proyeksi Bank Indonesia setepat yang diperkirakan mencapai 4,81%1%.
Peristiwa meletusnya Gunung Kelud tidak begitu berdampak terhadap angka inflasi. /Bisnis.com
Peristiwa meletusnya Gunung Kelud tidak begitu berdampak terhadap angka inflasi. /Bisnis.com

Kabar24.com, MALANG—Inflasi Kota Malang sepanjang 2014 mencapai 8,14% jauh lebih tinggi daripada proyeksi Bank Indonesia setepat yang diperkirakan mencapai 4,81%±1%.

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang M. Sarjan mengatakan dalan rentang waktu 5 tahun, pada 2014 inflasi tahunan Kota Malang merupakan inflasi tertinggi dibandingkan dengan 7 kota lainnya di Jawa Timur.

“Berbagai peristiwa penting terjadi sepanjang 2014 dan terdapat beberapa kebijakan yang berkaitan dengan kenaikan harga, baik berasal dari pihak pemerintah maupun para pelaku usaha,” kata M. Sarjan di Malang, Jumat (2/1/2014).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Dudi Herawadi menyebutkan ada beberapa kebijakan pemerintah daerah, administered price, yang dapat mendorong inflasi. Padahal kebijakan tersebut bisa ditunda.

Selain, tingginya inflasi pada 2014 juga dipicu penaikan harga bahan bakar minyak serta kenaikan beberapa bahan pangan. Ada beberapa peristiwa penting yang berdampak maupun tidak terhadap inflasi.

Sarjan menguraikan pada Februari 2014, yakni peristiwa Gunung Kelud kembali meletus untuk kesekian kalinya. Peristiwa meletusnya Gunung Kelud tidak begitu berdampak terhadap angka inflasi, tujuh kota IHK di Jawa Timur, dan inflasi Jawa Timur termasuk Kota Malang yang berdekatan dengan lokasi Gunung Kelud.

Hal ini dikarenakan ketersediaan stok bahan makanan yang mencukupi. Pada Februari 2014, inflasi Kota Malang mencapai 0,31% dan inflasi Jawa Timur mencapai 0,28%.

April 2014, Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum untuk legislatif yaitu pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD yang ke sebelas kali. Pelaksanaan pemilihan umum ini berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan gejolak. Pemilu damai direspon positif pasar dengan indikasi pada inflasi April 2014 di Jawa Timur hanya 0,01%. Bahkan di Kota Malang mengalami deflasi 0,13%.

Namun penaikan listrik, BBM, dan PDAM justru berdampak signifikan pada kenaikan inflasi. Setelah terjadi 4 kali kenaikan tarif dasar listrik selama 2013, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober, pada 2014 pemerintah kembali menaikan tarif dasar listrik secara bertahap pada Mei, Juli, September, dan November.

Pada 2013, andil subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air memberikan andil sebesar lebih kecil jika dibandingkan dengan andil sub kelompok yang sama pada tahun 2014. Hal itu dikarenakan pada tahun 2014 tidak hanya terjadi kenaikan tarif dasar listrik, tetapi juga terjadi kenaikan harga elpiji 12 kg pada 10 September 2014.

Kenaikan harga elpiji ini berdampak pada kenaikan harga komoditi makanan jadi. Pada Bulan November pihak perbankan menaikkan biaya administrasi perbankan sehingga berdampoak pada tingginya biaya operasional kartu ATM. Biaya tarik tunai semula Rp5.000 menjadi Rp7.500 dan biaya cek saldo semula Rp3.000 menjadi Rp4.000.

Kenaikan BBM, jelas berdampak pada kenaikan inflasi. Sepuluh tahun terakhir BBM mengalami kenaikan harga sebanyak 5 kali, yakni pada 1 Maret 2005, 1 Oktober 2005 24 Mei 2008, 22 Juni 2013, dan 18 November 2014. Hanya mengalami penurunan harga sebanyak satu kali pada Desember 2008.

Dari lima kali kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM pada tahun 2005 paling mempengaruhi angka inflasi tahunan Kota Malang menjadi sebesar 15,74%, 2008 inflasi tahunan Kota Malang 10,49 %, 2013 sebesar 7,92 % dan 2014 sebesar 8,14%.

Dampak lainnya, kenaikan PDAM. Setelah bertahan tidak menaikkan tarip air minum PDAM sejak 2009, PDAM Kota Malang menaikkan tarip air minum PDAM pada pembayaran bulan Desember sebesar 11,5 %. Kenaikan tersebut memberikan andil terhadap inflasi Kota Malang sebesar 0,0898 % pada Desember 2014.

“Selain itu beberapa komoditas dengan bobot yang tinggi seperti tarip angkutan udara, semen sangat berfluktuatif, ikut menyumbang tingginya inflasi di Kota Malang selama tahun 2014,” ucapnya.(k24)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper