Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IFINA 2015: Transaksi Ekspor Ditarget US$700 Juta

Pengusaha mebel dan kerajinan dalam negeri menargetkan transaksi ekspor US$700 juta selama pameran International Furniture Indonesia (Ifina) pada Maret 2015 di Jakarta.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, SURABAYA - Pengusaha mebel dan kerajinan dalam negeri menargetkan transaksi ekspor US$700 juta selama pameran International Furniture Indonesia (Ifina) pada Maret 2015 di Jakarta.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Taufik Gani mengatakan pada pameran Ifina 2014, Asmindo mampu mencapai transaksi penjualan hingga US$600 juta dengan jumlah pembeli 4.600 buyer dari 92 negara.

"Tahun depan nanti kami menargetkan ada 7.000 buyer," katanya usai menggelar Rapimnas Asmindo di Surabaya, Sabtu malam (22/11/2014).

Dia memaparkan pada pemeran Ifina 2015 nantinya akan ada 600 pengusaha mebel dan kerajinan dari berbagai daerah dan skala industri kecil, menengah dan besar.

"Dalam pameran ada sektar 50% industri kecil yang kami ajak agar bisa berkembang, dan bisa bermain di pasar ekspor. Apalagi buyer selama ini lebih senang bertemu langsung dengan pengusaha mebel, daripada membeli melalui makelar kalau pameran di luar negeri. Untuk itu akan ada pengusaha mebel dari daerah," imbuhnya.

Taufik menambahkan kinerja industri mebel semakin tahun terus bertumbuh positif. Nilai ekspor mebel dan kerajinan kayu dan rotan secara nasional pada tahun ini ditargetkan US$1,8 miliar, tetapi hingga mendekati akhir tahun sudah mencapai US$1,9 miliar.

"Untuk menumbuhkan industri lebih baik lagi, kami pun memutuskan sepakat dengan permintaan Presiden Joko Widodo yang meminta agar pengusaha mebel di Indonesia menjadi satu organisasi," ujarnya.

Dia menjelaskan, permintaan Presiden Jokowi untuk menyatukan Asmindo dengan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) yakni untuk mempermudah membuat kebijakan dan memajukan industri mebel.

"Pak Jokowi mewacanakan, kenapa tidak menjadi satu asosiasi saja, nah kami kemudian merefleksikan permintaan itu, dan kami membuat rapat dengan asosiasi dar daearah-daerah," katanya.

Liem Laurentius, Ketua Asmindo Jatim, mengatakan pihaknya berencana menyampaikan kesepakatan tersebut kepada AMKRI dalam waktu dekat agar segera ada gebrakan baru dalam dunia permebelan.

"Permintaan pak presiden yang juga memiliki basic usaha mebel itu terlepas dari nama asosiasi apa yang akan dipakai. Intinya kami sepakat untuk menjadi satu," imbuhnya.

Dia menambahkan, dengan bersatunya asosiasi mebel di Tanah Air, membuat pemerintah lebih mudah memberikan dorongan industri, terutama untuk industri skala kecil yang hingga saat ini masih sulit menerapkan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) lantaran biayanya yang tinggi.

"Penerapan SVLK ini mendorong pengusaha kecil untuk lebih menjadi profesional, dan dalam wacananya pemerintah akan mendukung IKM dan mempermudah proses pengurusan SVLK," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper