Bisnis.com, JAKARTA—Rusia dan China menandatangani kesepakatan suplai gas alam yang kedua setelah kesepakatan yang sama senilai US$400 miliar dilakukan awal tahun.
Kesepakatan itu dicapai sejalan dengan keinginan Presiden Vladimir Putin memperluas hubungan ekonomi dengan China.
Perusahaan milik negara Rusia OAO Gazprom tengah membicarakan suplai hingga 30 miliar meter kubik gas per tahun dari Siberia Barat selama 30 tahun, menurut keterangan perusahaan itu sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (10/11/2014).
Rusia kemungkinan mulai menjual gas ke China dalam empat hingga enam tahun ke depan sebagai bagian dari kesepakatan dengan BUMN China National Petroleum Corp., ujar Alexey Miller, CEO Gazprom.
Rusia beralih ke China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi setelah hubungannya dengan AS dan Eropa memburuk terkait krisis Ukraina. Putin mengakhiri perundingan lebih dari sepuluh tahun soal suplai gas ke China pada tahun ini setelah kesepakatan dicapai Mei lalu.
“Secara bersama-sama kami menjaga hubungan Rusia dengan China,” ujar Presiden China Xi Jinping kemarin setelah bertemu dengan Putin Pada pertemuan APEC. Dia mengatakan sekarang saatnya menikmati hubungan baik kedua negara yang telah dibangun selama ini.
Putin menyebut kesepakatan sebelumnya antara BUMN Gazprom dan mitranya di China sebagai mitra yang “abadi.”
CNPC juga menandatangani kesepakatan awal dengan OAO Rosneft untuk mengakuisisi 10% operasi hidrokarbon yang digarap Vankorneft di Siberia.