Bisnis.com, JAKARTA - PP Pemuda Muhammadiyah menilai pemerintah akan menentukan Dirut Pertamina yang dianggap paling 'loyal' kepada pemerintah.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan sebenarnya Menteri BUMN sudah memiliki preferensi untuk menunjuk siapa saja yang dianggap mampu memimpin BUMN termasuk Pertamina.
"Sayangnya, seringkali penunjukkan Dirut BUMN diiringi oleh faktor x yang dianggap lebih penting selain kapabel dan bersih, faktor x itu adalah 'loyalitas' Dirut BUMN yang dipilih terhadap penguasa di atasnya, dan ini seringkali pararel dengan praktik rente di BUMN seperti Pertamina," kata Dahnil, Senin (10/11/2014).
Dia menilai fit and proper test terhadap para calon Direktur Utama PT Pertamina yang dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dinilai hanya sekedar tahapan formalitas saja.
Sebeumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan masa jabatan Pelaksana Tugas (Plt) PT Pertamina (Persero) Muhammad Husein diperpanjang hingga akhir November 2014.
Selanjutnya, kata Menteri BUMN, dalam kurun waktu itu akan dilakukan seleksi baik dari internal Pertamina maupun dari lingkungan BUMN untuk mencari sosok yang tepat mengisi posisi dirut perseroan itu.
Menurut Rini, Pertamina sektor strategis sehingga pemerintah sangat berhati-hati dalam menentukan siapa dirutnya.
Dahnil juga menyoroti enam calon Dirut PT Pertamina yang kini sedang mengikuti fit and proper test yakni Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muhtar (Mantan Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom).
Menurut Dahnil meski dirinya mengakui tak hafal rekam jejak satu persatu nama di atas namun keenam calon itu dinilainya tak ada yang memiliki kemampuan di bidang perminyakan. "Dari 6 nama itu tidak satu pun yang saya perhatian punya latar belakang perminyakan, semuanya adalah CEO-CEO disektor lain."
Maka, siapa pun yang dipilih diantara nama itu pastilah yang paling dekat dan kemungkinan loyal dengan penguasa di atasnya,"cetusnya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengundurkan diri dari jabatannya yang akan berlaku efektif 1 Oktober 2014. Karen memimpin Pertamina sejak 5 Februari 2009.
Menurut Dahnil jika mau memperbaiki Pertamina, Rini Soemarno harus berani melepaskan Pertamina dari jeratan mafia migas dan mampu menghentikan Pertamina sebagai pemburuan rente bagi penguasa.
"Bila tidak, sulit berharap pertamina lebih baik, karena penguasa di atasnya menjadikan pertamina lahan rente, siapa pun dirutnya," tutupnya.