Bisnis.com, JAKARTA-Megaria merupakan sebuah tempat yang pada masanya sangat popular di Jakarta Pusat.
Tempat itu berupa bangunan tua yang terletak di Jl Diponegoro, yang pada zaman Orde Baru di tepi selatan jalan raya tersebut terdapat markas partai politik yaitu PPP, Golkar dan PDI.
Bangunan tua tersebut tak lain adalah gedung bioskop yang dibangun pada 11 Agustus 1945, dan beroperasi pada 1951 dengan nama Metropol.
Menurut Zaenuddin HM, dalam buku karyanya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, gedung bioskop itu rancangan Johannes M Han Groenewegen.
Johannes adalah arsitek Belanda kelahiran Den Haag pada 1888 yang tinggal di Jakarta hingga akhir hayatnya pada 1980.
Pada dekade 1960-1970-an, bioskop dengan kapasitas 1.500 penonton tersebut sempat menjadi salah satu yang terbaik dan bergengsi di Jakarta.
Namun, setelah ruang bioskop dipecah-pecah menjadi kecil ala sinepleks, kelompok bioskop 21, pamor bioskop Megaria malah merosot dan hanya jadi tujuan penonton film kelas dua.
Akhirnya benar-benar sepi penonton dan hilanglah masa kejayaannya. Meski sudah dipugar, bangunan asli bioskop itu masih tampak.
Konon, tempat itu akan segera dijual ke pihak swasta. Tapi, orang-orang di Jakarta masih menyebutnya Megaria, sekaligus menjadi nama kasawan tersebut.
