Bisnis.com, PEKANBARU - Pertumbuhan ekonomi Riau dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan melambat, demikian Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Riau, Mahdi Muhammad.
"Pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan II 2014 tercatat 2,48%, namun dengan mengeluarkan unsur migas, pertumbuhannya tercatat lebih tinggi mencapai 7,13%," kata Mahdi saat berpidato di acara Anugerah UMKM Awards, Selasa (22/10/2014) malam.
Dia mengatakan meskipun mampu mencatat angka pertumbuhan migas yang cukup tinggi, namun secara umum belum mampu melebihi pertumbuhan sebelum periode krisis yag tercatat rata-rata tumbuh di atas 8%.
sejak 2009 Riau merupakan kekuatan ekonomi terbesar di luar pulau Jawa atau terbesar di Sumatera.
Dia mengatakan produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Riau pada 2013 mencapai Rp522 triliun, memiliki kontribusi sekitar 5,7% terhadap ekonomi nasional atau berada pada urutan ke lima secara nasional.
"Pangsa terbesar berada pada sektor pertambangan, industri pengolahan dan pertanian," katanya.
Sementara itu dari sisi penggunaan, Mahdi mengatakan melambatnya ekonomi Riau pada triwulan II 2014 didorong oleh kontraksi pada komponen ekspor.
Sementara itu konsumsi khusus rumah tangga yang masih kuat menurut dia menjadi sumber pertumbuhan pada triwulan II 2014, walau sesungguhnya harga komoditas unggulan Riau masih belum membaik.
Kemudian dari sisi lapangan usaha, sumber perlambatan berasal dari kontraksinya sektor pertambangan Riau khususnya pertambangan migas.
"Namun peningkatan pertumbuhan sektor pertanian dan industri pengolahan telah menahan laju perlambatan ekonomi Riau pada triwulan ke II 2014," katanya.