Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU 2019: Kata SBY, Ujian Terakhir Demokrasi Indonesia. Siapa Jadi Pemenang?

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan keberhasilan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019 menjadi ujian terakhir bagi pematangan demokrasi nasional.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemilu 2019 dinilai sebagai momen penting bagi perjalanan demokrasi Indonesia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan keberhasilan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019 menjadi ujian terakhir bagi pematangan demokrasi nasional.

"Pemilu di waktu yang akan datang, 2019 jika damai dan demokratis, konsolidasi demokrasi di tingkat yang mapan, Indonesia masih hadapi ujian sekali lagi. Bila 2019 damai maka demokrasi akan meningkat di waktu mendatang," kata Presiden SBY saat membuka rapat kerja Komisi Pemilihan Umum di Istana Negara Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Presiden mengharapkan penyelenggara pemilu dapat terus meningkatkan kualitas pemilu dari waktu ke waktu, sehingga dapat lebih baik.

"Tidak mudah menjadi penyelenggara pemilu, ada saja permasalahannya. Tantangan dan permasalahan tidak sedikit. Karena Allah SWT sudah takdirkan pemilu 2014 tercatat pemilu yang damai, demokratis maka marilah kita bersyukur pada Tuhan dan berterima kasih ke rakyat," kata Presiden.

Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Malik mengatakan tingkat partisipasi dalam pemilu dan Pilpres 2014 cukup tinggi.

Menurut Husni, jumlah daftar pemilih tetap pada Pemilu 2014 tercatat 187 juta orang dengan penggunaan hak pilih 140 juta orang atau setara dengan 75%.

Sementara daftar pemilih tetap pada pilpres 190.307.698 jiwa dengan jumlah pengguna hak pilih 134.953.967 jiwa.

Jumlah itu juga tergolong tinggi persentasenya untuk one man one vote dibandingkan India dan Amerika Serikat yang memang memiliki sistem berbeda.

Pemahaman sosok calon

Pada bagian lain sambutannya Presiden juga menyoroti perlunya upaya yang lebih baik untuk mengenalkan sosok dan pemikiran calon presiden dan calon wakil presiden dalam pemilu-pemilu mendatang.

"Minta rakyat dengarkan debatnya, harus tajam fokus dan menukik. Jika yang bersangkutan pimpin negara dan pemerintah mengerti tugas presiden itu apa, kalau pertanyaan fokus dan tajam maka rakyat dengarkan bagaimana menjalankan tugas dan pekerjaan. Nanti akan dicapai satu pemahaman yang utuh, di samping profil dan mengerti bagaimana jika calon dapatkan amanah. Pertanyaan jangan terlalu umum dan koneksi dengan tanggung jawab sehari-hari," tutur Presiden.

Kepala Negara juga mengharapkan di masa mendatang media massa dapat lebih objektif dalam menampilkan profil masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden dan tidak terjebak untuk berlaku partisan.

"Sistem pengenalan ke masyarakat lebih baik lagi, bukan hanya profilnya saja, media massa diharapkan jangan terlalu partisan sehingga lebih objektif dalam paparan profil, juga debat capres penting," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper