Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA MACET: Ini Dia [Salah Satu] Biang Keroknya

Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jabodetabek pada 2013 mencapai 16,11 juta, di mana 12,01 juta unit di antaranya merupakan sepeda motor dan sisanya mobil.
Kemacetan di DKI/Bisnis.com
Kemacetan di DKI/Bisnis.com

Bisnis.com, Jakarta – Kemacetan hingga saat ini masih menjadi bagian yang tidak terlepas dari DKI Jakarta.

Bisa jadi, salah satu biang kerok kemacetan Jakarta itu karena tidak berimbangnya panjang jalan dengan jumlah kendaraan yang "melata" di Jakarta dengan berbagai kecepatannya masing-masing.

Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jabodetabek pada 2013 mencapai 16,11 juta, di mana 12,01 juta unit di antaranya merupakan sepeda motor dan sisanya mobil.

Laju pertumbuhan tersebut berbanding terbalik dengan pertumbuhan panjang jalan di wilayah Jakarta.

Pertumbuhan panjang jalan hanya sebesar 0,01% per tahun. Rata-rata sebanyak 19,2 juta perjalanan menggunakan kendaraan pribadi melewati Ibu Kota.

Padahal, Jakarta hanya menyediakan panjang jalan 6.936 kilometer atau setara dengan 48,4 kilometer persegi.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo angka tersebut belum memadai untuk memberikan ruang yang pas sesuai jumlah kendaraan.

“Ini belum memadai dari aspek pertumbuhan kendaraan oleh sebab itu Dishub terus mendorong revitalisasi terkait angkutan umum,” ucapnya di acara Seminar Sosialisasi Aturan Sanksi Pelanggar Parkir Badan Jalan di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Tujuan revitalisasi transportasi publik tersebut bertujuan agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan massal.

Syafrin menuturkan jika menunggu ketersediaan jalan yang sesuai dengan jumlah kendaraan akan memakan waktu yang lama.

Selain itu, pembebasan lahan untuk membuat jalan baru terbilang mahal.

“Kalau kita menunggu ketersediaan jalan yang cukup akan lama karena pembebasan lahannya yang mahal,” tutur Syafrin.

Jumlah kendaraan dan panjang jalan yang tidak seimbang di Jakarta berefek pada kemacetan yang panjang.

Biaya kemacetan diperkirakan mencapai Rp 45,2 triliun per tahun, terdiri dari pemborosan BBM, biaya operasional kendaraan, time value, economic value, dan pencemaran energi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengungkapkan bahwa pada 2016 transportasi umum seperti Transjakarta bisa mengangkut seluruh penumpang dan beroperasi selama 24 jam di semua halte.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper