Bisnis.com, SINGAPURA- Pemerintah dan sektor swasta di regional Asia Tenggara dinilai sudah perlu memikirkan agenda setelah berlakunya Masyarakat EKonomi Asean 2015.
Lim Hng Kiang, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan kedua pihak itu harus tandem untuk meningkatkan integrasi ekonomi yang lebih solid antara negara-negara anggota Asean.
"Integrasi ekonomi kita seharusnya tidak hanya berhenti di level Asean, tapi lebih dari itu, dengan menggandeng pasar-pasar ekonomi lainnya seperti Korea, misalnya, melalui berbagai perjanjian free trade area," ujarnya di sela acara Asean Business Club Forum 2014, Senin (8/9/2014).
Dia menambahkan, beberapa negara di regional itu terlalu kecil untuk menghadapi tantangan dan kesempatan yang ditawarkan pertumbuhan ekonomi global, sehingga membtuhkan integrasi untuk tetap kompetitif dan relevan menjawab tantangan jaman.
Sukses tidaknya negara-negara Asia Tenggara dalam kompetisi tersebut, lanjut Lim, bergantung pada empat faktor, yakni stabilitas politik regional, pasar yang terbuka, kebijakan yang pro pertumbuhan, dan integrasi yang kuat.
Asean Busines Club Forum 2014 merupakan acara yang menghadirkan para pemimpin industri dan stake holders di Asia Tenggara untuk mendiskusikan masa depan integrasi negara-negara di regional itu.
Sepuluh negara yang tergabung dalam Asean (Association of South East Asian Nations) sepakat untuk membentuk Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) pada 2015. Visi utama komunitas itu adalah menciptakan integrasi pasar dan basis produksi regional.
Dengan demikian, akan muncul perubahan fundamental terhadap berjalannnya bisnis di regional itu. Di sisi lain, krisis ekonomi zona Eropa justru menyajikan hal yang kontraiktif terhadap keuntungan dari integrasi komunitas ekonomi.