Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lembaga Asal Kanada Siapkan Audit Pengelolaan Hutan di Riau

Lembaga internasional yang berpusat di Kanada, KPMG Performance Registrar Inc (KPMG PRI), akan menyiapkan prosedur pemeriksaaan menyeluruh untuk implementasi kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy/SFMP) yang diterapkan oleh produsen pulp dan kertas, APRIL, di kawasan Riau.
foto: antara (ilustrasi)
foto: antara (ilustrasi)

Bisnis.com, PEKANBARU-Lembaga internasional yang berpusat di Kanada, KPMG Performance Registrar Inc (KPMG PRI), akan menyiapkan prosedur pemeriksaaan menyeluruh untuk implementasi kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy/SFMP) yang diterapkan oleh produsen pulp dan kertas, APRIL, di kawasan Riau.

KPMG PRI merupakan lembaga audit yang telah beroperasi lebih dari 20 tahun secara global dan terakreditasi sebagai auditor sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) dan the Programme for the Endorsement of Forest Certification .

Penunjukan KPMG PRI merupakan rekomendasi terbaru dari komite penasehat para Komite Independen (SAC) yang mengawal pelaksanaan pengelolaan hutan lestari oleh Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) yang merupakan induk perusahaan PT Riau Andalan Pulp and Paper.

SAC juga menyerukan APRIL untuk mengembangkan rencana konservasi hutan jangka panjang. Komite itu mengapresiasi komitmen APRIL sejauh ini untuk memimpin upaya pelestarian kawasan hutan secara signifikan di sejumlah areal, baik di dalam konsesi yang sudah dikelolanya maupun dengan mendapat izin restorasi ekosistem. Hal itu penting, sebab hutan dataran rendah Sumatra,merupakan ekosistem hutan yang paling terancam di dunia.

“APRIL memiliki peluang besar untuk melindungi bentang hutan secara luas sesuai dengan prioritas konservasi global. Tapi dibutuhkan proses yang lebih kuat yang didukung dengan rencana konservasi hutan jangka panjang ,” kata Ketua SAC Joe Lawson, dalam keterangan tertulis kepada Bisnis.com, Sabtu (6/9).

RAPP saat ini memproteksi sedikitnya 250.000 hektare hutan bernilai konservasi tinggi (HCV). Namun, anggota SAC mengingatkan zona konservasi itu terpencar. Menurut SAC, rencana konservasi harus mengakomodasi luas, bentuk dan sebaran secara geografis. Semakin luas dan terhubung areal yang diproteksi, diyakini semakin baik bagi kelestarian keanekaragaman hayati.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper