Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI JABAR: PDRB di Atas PDB Nasional

PDRB Jawa Barat triwulan II/2014 secara y-o-y mencapai 5,63%, sementara rata-rata nasional sebesar 5,12%.
Gedung Sate/pu.go.id
Gedung Sate/pu.go.id

Bisnis.com, BANDUNG--Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan capaian rata-rata nasional.

PDRB Jawa Barat triwulan II/2014 secara y-o-y mencapai 5,63%, sementara rata-rata nasional sebesar 5,12%.

PDRB Jabar triwulan II/2014 atas dasar harga berlaku mencapai Rp299,04 triliun. Pertumbuhan tertinggi PDRB dari sisi produksi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 10,06%.

Kepala BPS Jabar Gema Purwana mengatakan dari sisi penggunaan komponen tertinggi dicapai pengeluaran rumah tangga dan lembaga nonprofit mencapai 55,04%.

Selanjutnya, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah 8,4%, komponen pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 17,98%, komponen perubahan inventori 5,93%, komponen ekspor 36,31%, serta komponen impor 27,99%.

"PDRB di Jabar cukup besar di Indonesia serta di atas rata-rata nasional," katanya, Selasa (5/8/2013).

Adapun PDRB Jabar secara q-to-q mencapai 2,90%, lebih tinggi di atas nasional yang mencapai 2,47%.

Dari sisi produksi pertumbuhan didukung semua sektor, kecuali pertambangan dan penggalian mengalami penurunan sebesar 4,29%.

Dari sisi penggunaan tertinggi dicapai pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 22,61%, disusul ekspor barang dan jasa 5,03%, pembentukan modal tetap bruto 2,55%, pengeluaran konsumsi rumah tangga 1,54%. Sementara, peningkatan impor sebesar 6,49% merupakan faktor bagi pengurang bagi pertumbuhan ekonomi.

"PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp101,77 triliun. Hal ini cukup tinggi dibandingkan wilayah lain," katanya.

Adapun indeks tendensi konsumen (ITK) Jabar pada triwulan II/2014 mencapai 112,95, jauh lebih besar dibandingkan triwulan I/2014 sebesar 112,42.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jawa Barat Ade Rika Agus menyatakan dengan capaian ITK tersebut menandakan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan II/2014 membaik dari triwulan sebelumnya.

"Kondisi ekonomi konsumen membaik didorong peningkatan pendapatan rumah tangga," katanya.

Selain itu, ujarnya, membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan II/2014 juga dipacu tidak adanya pengaruh inflasi terhadap konsumsi sebesar 118,66.

Adapun ITK pada triwulan III/2014 diprediksi sebesar 112,96, yang artinya kondisi ekonomi konsumen akan semain membaik.

"Hal ini ditandai dengan tingkat optimisme konsumen yang semakin membaik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper