Bisnis.com, JAKARTA—Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum, Indonesia membutuhkan sekitar 175.000 sarjana teknik setiap tahunnya untuk mengoptimalkan pembangunan di Indonesia.
Namun, hingga saat ini Indonesia baru mampu menghasilkan sekitar 42.000 sarjana teknik setiap tahunnya.
Di sisi lain, China dan India masing-masing mampu menghasilkan 764.000 dan 498.000 sarjana teknik setiap tahunnya. Keterbatasan jumlah sarjana teknik di Indonesia dapat memperlambat tren pembangunan negara saat ini.
Dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis.com, Jumat (20/6/2014), Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) – the Sampoerna University, institusi pendidikan tinggi di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation (PSF), dan Louisiana State University (LSU) College of Engineering hari ini menggagas diskusi publik mengenai kebutuhan Indonesia akan jumlah sarjana teknik lokal yang memadai.
Diskusi ini diselenggarakan sebagai komitmen USBI – the Sampoerna University dan LSU untuk meningkatkan jumlah sarjana teknik lokal di Indonesia.
“Sarjana teknik berperan penting bagi pertumbuhan dan pembangunan sebuah negara. Sayangnya, generasi saat ini merasa bahwa program studi teknik tidak praktis. Program studi ini kerapkali dianggap sebagai program yang terlalu sulit untuk diselesaikan,” kata Prof. Dr. M. Aman Wirakartakusumah, Rektor Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) – the Sampoerna University yang menjadi pembicara utama di diskusi ini.
“Kesalahan pemahaman tersebut menyebabkan terbatasnya jumlah siswa yang mendaftarkan diri pada program studi teknik di universitas. Akhirnya, jumlah sarjana teknik lokal pun menjadi terbatas. Siswa perlu mendapatkan pemahaman yang benar bahwa sarjana teknik berkualitas justru memiliki peluang dan pilihan pekerjaan yang lebih luas,” tambahnya.