Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mengurangi potensi konflik kepentingan politik di antara tentara purnawirawan pendukung calon presiden diperlukan aturan waktu antara masa pensiun dan masuknya mereka ke dunia dunia politik.
Demikian diungkapkan pengamat militer Salim Said dalam diskusi Presepektif Indonesia dengan tema Perang Tentara Purnawirawan dalam Pilpres 2014 di Gedung Dewan Perwakilan Daerah, Jumat (20/6/2014).
Menurutnya, pengaturan waktu antara masa pensiun dan masuknya para purnawirawan tentara ke dunia politik bisa dimasukkan dalam aturan tambahan pada Undang-undang TNI yang sudah ada.
Salim menilai di banyak negara aturan itu sudah diberlakukan sejak lama, termasuk di Israel yang mayoritas politisi seniornya berasal dari tentara. Di negara itu, ujarnya, seorang tentara baru boleh bergabung dengan dunia politik setelah 2 tahun menjalani pensiun.
"Aturan itu bisa dimasukkan Undang-undang TNI yang ada. Saya berharap DPR bisa memasukkan aturan itu agar tidak terjadi konflik kepentingan seperti yang kita khawatirkan," ujarnya saat menjadi nara sumber bersama pengamat politik dari LIPI Indira Samego dan Anggota DPD Erma Suryani Ranik.
Dia mengatakan bahwa selain membutuhkan keterampilan politik, secara psikologis para tentara juga akan lebih siap berpolitik setelah menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sipil sebelum masuk ke dunia politik.
Kedua prasyarat itu, ujarnya, membutuhkan waktu yang relatif lama mengingat selama ini tentara sudah terbiasa dengan dunia mereka di medan latihan dan kehidupan militer. Namun, dia tidak mematok berapa lama bagi seorang tentara untuk bisa masuk ke dunia politk setelah pensiun.
Indria Samego mengatakan persaingan antara purnawirawan tentara pendukung pasangan capres merupakan hal biasa yang tidak perlu dikhawatirkan. Dia opitmistis persaingan itu tidak akan menimbulkan konflik berkepanjangan hingga setelah pelaksanaan Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014.
Menurutnya, rivalitas di antara para purnawirawan yang masuk sebagai pendukung partai politik maupun capres tertentu juga merupakan hal biasa. Hal itu, ujarnya, juga terjadi di antara angkatan semasa pendidikan militer.
"Saya optimistis saling dukung capres ini tidak akan berakhir dengan konflik. Setelah 9 Juli mendatang kondisi akan kembali normal seperti biasa," ujarnya.
Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.