Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong UMKM, China Pangkas Rasio Cadangan Bank

Bank sentral China memperpanjang masa potongan rasio cadangan bank pada beberapa bank di China, seiring rencana pemerintah untuk memicu aktivitas usaha skala mikro-menengah. Pemerintah China berkomitmen memicu pertumbuhan ekonomi tanpa mengucurkan stimulus lanjutan.

 

Bisnis.com, BEIJING – Bank sentral China memperpanjang masa potongan rasio cadangan bank pada beberapa bank di China, seiring rencana pemerintah untuk memicu aktivitas usaha skala mikro-menengah. Pemerintah China berkomitmen memicu pertumbuhan ekonomi tanpa mengucurkan stimulus lanjutan.

Kriteria utama pemangkasan rasio cadangan bank ini adalah melihat tingkat pinjaman bank tersebut pada usaha skala mikro dan menengah. Kebijakan ini diimplementasikan pada bank komersial, bank komersial level non-nasional,  dan bank koperasi level non-nasional.

Juru bicara People’s Bank of China (PBOC) menyampaikan PBOC mengabulkan ajuan pemangkasan sebesar 0,5% bagi Industrial Bank dan Minsheng Bank, dan China Merchant Bank Co.

Ekonom Citigroup, Ding Shuang mengatakan  kebijakan PBOC tersebut menegaskan bahwa kebijakan moneter China belum  menuju  arah pelonggaran.

“Kebijakan tersebut menunjukkan bank sentral masih belum mengirim sinyal kuat penetapan pelonggaran,” kata Shuang di Hong Kong, Senin (16/6). 

Langkah ini diambil pemerintah China sebagai upaya untuk meningkatkan pendanaan bagi usaha kecil-menengah dan pertanian, tanpa meninggalkan efek pada risiko kredit. Kredit China sedang menunjukkan peforma buruk, sejak terjadi ledakan pinjaman selama dan setelah krisis finansial global.

Adapun sektor UMKM dinilai dapat menopang perekonomian yang tengah berada pada laju paling lambat sejak 1990.

Pasca pengumuman kebijakan tersebut, saham Minsheng Bank meningkat 4,6% dan saham Merchants Bank meningkat 2,4%. Adapun saham Industrial bank meningkat 1,3%.

Pekan lalu, bank sentral menyampaikan kebijakan pemangkasan rasio cadangan bank tersebut efektif per Senin (16/6). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : News Editor
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper