Bisnis.com, SYDNEY -- Tingkat pengangguran Australia diperkirakan akan tetap tinggi dalam dua tahun ke depan, terdampak dari pertumbuhan upah moderat dan perbaikan produktivitas yang tengah 'menyesuaikan diri' dengan pemulihan investasi pada sektor pertambangan.
Dewan bank sentral Australia, Christopher Kent menyampaikan pengeluaran untuk tenaga kerja mengalami sedikit penurunan.
"Ini akan mendorong perekonomian dan persaingan sektor non-tambang, sehingga menciptakan lapangan kerja. Permintaan tenaga kerja di sektor tambang menurun," kata Kent di Sydney, Senin (16/6).
Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas target pembiayaan lembur pekerja Australia sebesar 2,25% menjadi 2,5% untuk meningkatkan permintaan domestik dan mendorong aktivitas industri, misalnya konstruksi perumahan.
Tingkat pengangguran Australia berada di level 5,8% dalam tiga bulan terakhir, setelah awal tahun lalu berada di angka 6%. Australia telah menambah sedikitnya 100.000 lapangan kerja tahun ini.
Awal tahun ini, Kent sempat optimis terhadap pertumbuhan tenaga kerja, sebelum RBA memprediksi pengangguran akan tetap tinggi hingga 2015.