Bisnis.com, BEIJING – Industri properti China semakin terpuruk, terdorong oleh anjloknya penjualan bulan lalu, menurunnya aktivitas konstruksi, dan perlambatan investasi. Kondisi ini menahan pemulihan negara perekonomian terbesar kedua di dunia.
Biro Statistik Nasional China pada Jumat 913/6) mempublikasikan laporan penjualan rumah China pada Januari-Mei yang jatuh 9,2% dari periode yang sama tahun lalu, setelah tergelincir 8,6% pada empat bulan pertama tahun ini. Konstruksi properti pun jatuh 18,6% per Mei.
Tenggelamnya pasar real estat dinilai akan berdampak buruk bagi kebijakan mini-stimulus Perdana Menteri Li Keqiang, yang menggantungkan target pertumbuhan 2014 pada program tersebut. Industri properti merupakan risiko besar bagi perekonomian China.
Ekonom Societe Generale, Yao Wei menyampaikan lemahnya pasar properti tampaknya belum akan memperlihatkan tanda-tanda perbaikan.
“Dalam beberapa bulan ke depan, sektor perumahan akan masih ‘berperang’ melawan kebijakan pelonggaran,” kata Wei di Hong Kong.
Adapun pertumbuhan investasi pada sektor real estat China melambat ke level 14,7% per Mei, dari nilai 16,4% per Januari-April lalu. Ini merupakan laju paling lambat sejak pertumbuhan investasi sebesar 12,5% pada delapan bulan pertama tahun 2009.