Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT ASEAN 24: Myanmar Ajak Bahas Isu Perubahan Iklim

Presiden Myanmar Thein Sein, Minggu (11/5/2014), menyampaikan keperluan mendesak untuk membahas isu perubahan iklim melalui tiga usulannya bagi negara-negara Asia Tenggara.
Presiden Republik Uni Myanmar Thein Sein
Presiden Republik Uni Myanmar Thein Sein

Bisnis.com, NAY PYI TAW, Myanmar -  Presiden Republik Uni Myanmar Thein Sein, Minggu (11/5/2014), menyampaikan keperluan mendesak untuk membahas isu perubahan iklim melalui tiga usulannya bagi negara-negara Asia Tenggara.

Dalam sambutan pembukaan Pertemuan Puncak ke-24 ASEAN di Nya Pyi Taw, Thein Sein menyebut perubahan iklim sebagai sesuatu yang kompleks dan terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.

"Pola cuaca yang ektrim akibat perubahan iklim telah mempengaruhi negara-negara ASEAN dalam frekuensi yang meningkat setiap tahunnya. Dan Pusat Bantuan Kemanusian ASEAN (AHA) belum mampu mengatasi bencana alam dengan layak," katanya.

Dihadapan para timpalannya di Asia Tenggara, Thein Sein mendorong keperluan untuk mewujudkan reaksi cepat yang lebih efektif dan efisien dalam mengatasi bencana alam.

"Saya mengusulkan untuk pembentukan (tim) Reaksi Cepat ASEAN...serta dana darurat untuk mewujudkan kapasitas itu," katanya.

ASEAN, kata dia, harus membangun sistem peringatan dini yang lebih moderen yang terdiri dari para pakar dan peralatan di setiap negara yang dapat digerakkan secara cepat ke kawasan bencana.

Proposal kedua Myanmar adalah menciptakan jaringan pusat-pusat penelitian di negara-negara ASEAN untuk berbagi pengetahuan tentang produk-produk pertanian yang dapat beradaptasi dengan perubahan iklim.

Inisiatif tersebut, menurut Thein Sein, akan memberi peluang bagi rakyat ASEAN untuk menyesuaikan jenis pertanian dengan perubahan iklim dan juga mempromosikan ketahanan pangan.

"Di saat kita menghadapi fenomena perubahan iklim, tergantung pada kita untuk melakukan penelitian yang dapat merevolusi industri pertanian demi keberlangsungan umat manusia," katanya.

Usulan ketiga yang disampaikan oleh Presiden Myanmar adalah keperluan untuk melakukan proses mitigasi dampak perubahan iklim mengingat perubahan iklim adalah masalah dunia dan juga ASEAN.

"Oleh karena itu kita harus bersama-sama mengatasi masalah ini," ujarnya.

Terkait dengan cara mengatasi hal itu, ia mengusulkan dilakukannya rehabilitasi sistematis hutan mangrove ASEAN karena hutan mangrove tidak hanya mengurangi gas rumah kaca namun juga mengurangi dampak badai dan banjir di dataran rendah.

Pertemuan Puncak Ke-24 ASEAN, Minggu pagi, secara resmi dibuka oleh Ketua ASEAN, Presiden Myanmar Thein Sein.

Acara pembukaan pertemuan puncak yang akan berlangsung selama sehari penuh itu diawali dengan penyambutan para pemimpin ASEAN dan pendampingnya oleh Presiden Myanmar dan Ibu Negara Daw Khin Khin Win.

Pasangan nomor satu di Myanmar itu terlihat mengenakan pakaian nasional negaranya, yaitu sarung berwarna emas dan kemeja putih saat satu per satu menyambut dan melakukan sesi foto dengan para timpalannya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengenakan setelan jas hitam dan dasi biru tiba didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono yang mengenakan kebaya berwarna biru dan kain batik berwarna cokelat tua. Pasangan itu tiba setelah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang datang tanpa pendamping.

-----------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------

Kedatangan para tamu negara yang setiap orangnya berjeda sekitar 10 menit itu dilakukan sesuai dengan urutan alfabet negaranya. Sultan Brunei Hassanal Bolkiah merupakan tamu yang pertama hadir disusul berturut-turut oleh PM Kamboja, Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, PM Laos Thongsing Thamavong, PM Malaysia Abdul Razak dan Datin Sri Rosmah, PM Singapura Lee Hsien Loong dan Madame Ho Ching, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, dan terakhir adalah Presiden Filipina Benigno Aquino III. Sementara itu, Thailand disebutkan mengutus utusan khusus, yaitu Wakil Perdana Menteri Thailand Phongthepth Epkanjana.

Acara pembukaan yang diselenggarakan di Jade Hall diawali oleh Lagu ASEAN yang dinyanyikan oleh remaja Myanmar yang mengenakan pakaian nasional dari negara-negara Asia Tenggara dan sambutan pembukaan oleh Presiden Thein Sein dalam Bahasa Myanmar, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama para pemimpin ASEAN.

Dalam sesi foto bersama itu Presiden Yudhoyono berada di antara PM Kamboja Hun Sen dan PM Laos Thongsing Thammavong. Sementara itu, para pendamping pemimpin ASEAN duduk dalam panggung terpisah.

Sementara itu, Presiden Myanmar diapit oleh pemimpin ASEAN 2013 Sultan Brunei Hassanal Bolkiah dan calon pemimpin ASEAN 2015 PM Malaysia.

Selama satu hari penuh, para pemimpin ASEAN diharapkan mengikuti sidang pleno ASEAN yang akan membahas kemajuan yang dilakukan negara-negara ASEAN dalam mewujudkan Komunitas ASEAN 2015 dan sidang retreat yang bersifat lebih informal untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama di kawasan dan internasional. Isu mengenai sengketa Laut China Selatan diperkirakan akan menjadi agenda utama pertemuan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper