Bisnis.com, JAKARTA - Kans Partai Golkar memenangkan Pemilu Presiden pada Juli mendatang akan jauh lebih besar jika Partai Golkar melakukan evaluasi terhadap pencapresan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB).
"Elektabilitasnya rendah dan sulit untuk didongkrak lagi. Nama Pak Aburizal sudah tidak menjual lagi," kata pengamat politik dari Political Communication (Polcomm) Institute, Heri Budianto.
Sebaliknya dia mengusulkan agar Partai Golkar mengusulkan tokoh muda yang populer sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
Jika mencermati tokoh-tokoh muda yang populer di Partai Golkar, paparnya, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso, layak untuk diusung sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
"Priyo Budi Santoso yang kini menduduki jabatan Wakil Ketua DPR RI adalah tokoh populer dan berdasarkan hasil survei Polcomm, popularitas dan elektabilitasnya tinggi. Saya harap Partai Golkar bersikap realistis".
Budianto memperkirakan jika Partai Golkar tetap bersikukuh mengusung Aburizal Bakrie sebagai calon presiden, maka tidak akan memenangkan pemilu presiden 2014.
"Padahal, sejarah Partai Golkar selalu berada di pemerintahan, tidak pernah berada di oposisi".
Dia mengingatkan Golkar untuk mengambil pelajaran dari pengalaman pemilu presiden sebelumnya yakni tahun 2004 dan 2009.
"Pada pemilu legislatif 2004 Partai Golkar menjadi pemenang dan pada pemilu legislatif 2009 berada di posisi kedua, tapi Partai Golkar selalu gagal pada pemilu presiden," katanya.
Pada pemilu legislatif 2014, dari hasil hitung cepat, Partai Golkar berada di posisi kedua setelah PDI-P. (ant/yus)