Bisnis.com, NEW DELHI— Prospek ekonomi India memburuk menyusul kontraksi output industry, merosotnya ekspor, dan melebarnya neraca perdagangan. Terjungkalnya ekonomi India semakin menambah tekanan kepada pemerintah baru pada Mei mendatang.
Pertumbuhan ekonomi di negara dengan penduduk terpadat setelah China ini hampir terpangkas separuhnya menjadi di bawah 5% pada beberapa tahun belakangan. Hal tersebut dipicu oleh lemahnya investasi dan permintaan domestik, perlambatan ekonomi terburuk di Asia Selatan sejak 1980-an.
Data pemerintah yang dirilis Jumat (11/4) menunjukkan berlanjutnya kemerosotan modal dan produk konsumsi, sehingga turun 1,9% pada output industri pada Februari 2014. Padahal, sejumlah analis memperkirakan kenaikans sebesar 0,9%.
Aktifitas manufaktur terjungkal 3,7% year on year (yoy) pada Februari tahun ini. Output industri telah mengalami penurunan sejak 5 bulan yang lalu.
“Permintaan dan kondisi investasi melemah, sehingga memangkas prospek manufaktur,” kata Arbind Prasad, Direktur Umum FICCI, salah satu kamar dagang India di New Delhi, Jumat (11/4).
Prasad berpendapat reformasi di area regulasi bisnis, termasuk pertumbuhan manufaktur harus menjadi prioritas pemerintah yang baru.
Data lainnya memperlihatkan ekspor barang turun selama dua bulan berturut-turut pada Maret 2014. Akibatnya, defisit neraca perdagangan melebar ke level tertinggi selama 5 bulan.
Kementerian Perdagangan dan Industri India mengungkapkan defisit perdagangan melebar menjadi US$10,51 miliar, defisit tertinggi sejak Oktober 2013. Tidak hanya itu, penjualan ke luar negeri merosot 3,15% dari periode yang sama tahun lalu menjadi US$29,58 miliar pada Maret tahun ini.
Jika dirinci, ekspor barang untuk tahun fiskal 2013-2015 tumbuh 3,98% menjadi US$312,35 miliar. Pada kesempatan yang sama, impor tahunan turun 8,11%, sehingga menyusutkan defisit neraca perdagangan menjadi US$138,59 miliar tahun fiskal 2013-2014 dari US$190,34 pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, Fitch Rating, lembaga pemeringkat utang dunia, mengemukakan peringkat utang India berada di posisi BBB- dengan prospek stabil.
“Kebijakan yang menitikberatkan reformasi struktural, birokrasi, konsolidasi fiskal, dan upaya untuk meredam kenaikan inflasi berlebihan harus dilakukan pemerintah yang terpilih pada Mei mendatang,” jelas Fitch. (Reuters/57)