Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemiskinan di Sumsel Tertinggi Kedua di Sumatra, Pemprov Target Turun Jadi 11%

Pemprov Sumatra Selatan sedang mengejar target menurunkan angka kemiskinan di provinsi itu menjadi 11% pada 2015 dari posisi saat ini masih berkisar 13% atau masih menempati posisi tertinggi kedua di Pulau Sumatra.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, PALEMBANG - Pemprov Sumatra Selatan sedang mengejar target menurunkan angka kemiskinan di provinsi itu menjadi 11% pada 2015 dari posisi saat ini masih berkisar 13%  atau masih menempati posisi tertinggi kedua di Pulau Sumatra.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel Yohanes H Toruan mengatakan penurunan tingkat kemiskinan perlu diselaraskan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi itu.

“Pengurangan angka kemiskinan ini tidak bisa hanya mengandalkan kegiatan bersifat sosial tetapi harus berkaitan dengan pembangunan maupun pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya, Kamis (10/4/2014).

Dia mengatakan dengan menjaga pertumbuhan ekonomi minimal 6% sampai 2015 nanti diharapkan tingkat kemiskinan Sumsel bisa menjadi 11%.

Menurut Yohanes, pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu harus disokong dengan kegiatan investasi yang di tanam pemilik modal di provinsi itu. Bappeda menaksir dibutuhkan investasi hingga Rp100 triliun untuk menggenjot penurunan tingkat kemiskinan sampai tahun depan.

“Orang setelah lepas dari garis kemiskinan harus mendapat lapangan kerja kalau tidak dia bisa balik miskin lagi karena itu sektor investasi berperan penting,”katanya.

Dia mengemukakan pihaknya menilai industri hilir berbasis bahan baku pertanian merupakan sektor usaha yang ampuh untuk menyerap lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Seperti diketahui, Sumsel mengandalkan komoditas perkebunan, seperti karet dan kelapa sawit untuk menjadi lokomotif perekonomian provinsi itu.

“Kalau ada industri pengolahannya, seperti pabrik ban yang merupakan penghiliran dari usaha karet tentu akan mendorong penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.

Yohanes melanjutkan upaya lain yang akan dilakukan Pemprov adalah mempercepat pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api—Api (TAA) di Kabupaten Banyuasin.

“Kalau KEK itu jadi, kami prediksi pertumbuhan ekonomi Sumsel tidak 6% lagi tetapi mencapai 8% karena faktor pendukung di sana banyak sekali, mulai dari pengembangan wilayah hingga peningkatan ekonomi di daerah produsen,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper