Bisnis.com, PEKANBARU—Pemprov Riau dan Satgas Bencana Asap dan Kebakaran Hutan memberikan apresiasi kepada sejumlah perusahaan swasta, organisasi kemasyarakatan, dan relawan yang turut membantu selama operasi penanganan yang berlangsung tiga minggu.
Operasi bencana asap dan kebakaran hutan sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berakhir pada 4 April lalu dengan ditandai pengakhiran masa tugas oleh Kepala Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) Syamsul Maarif.
Selanjtunya BNPB menyerahkan tanggung jawab komando satuan tugas pengendalian kebakaran lahan dan penegakan hukum kepada Gubernur Riau Annas Maamun.
Syamsul menjadi inspektur apel penyerahan komando yang kini disebut Satgas Pemeliharaan Kondisi Pascapenanggulangan Bencana Asap di Riau. BNPB menyampaikan ucapan terima kasih kepada Satgas Operasi Terpadu Penanggulangan Asap Riau 2014 dan semua pihak yang mendukung operasi, termasuk perusahaan hutan tanaman industri (HTI).
"Presiden menyampaikan ucapan terima kasih kepada Satgas Operasi Terpadu yang dalam penanganan bencana dinyatakan berhasil oleh Presiden,” katanya.
Pemprov Riau dan Satgas juga memberikan penghargaan kepada para perusahaan swasta yang ikut terlibat membantu penanganan bencana asap tersebut.
Penghargaan disampaikan secara simbolis oleh Wakil Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, kepada Direktur PT Riau Andalan Pulp and Papper (RAPP), Mulia Nauli. Mulia mengatakan RAPP menyambut baik kolaborasi pemerintah dan dunia usaha dalam upaya penanggulangan asap dan kebakaran lahan di Riau.
Presiden Direktur RAPP Kusnan Rahmin menyatakan, perusahaan telah menerjunkan Tim Reaksi Cepat Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran RAPP untuk mendeteksi titik api, memitigasi risiko, dan memadamkan kebakaran.
RAPP menurunkan 875 personil pemadaman lahan terlatih ditambah 400 orang Masyarakat Peduli Api (MPA) dari 23 estate serta tambahan 130 staf operasional yang terampil untuk memadamkan kebakaran lahan masyarakat radius 3 kilometer dari konsesi untuk mengamankan hutan tanaman industri.
RAPP juga sudah mengembangkan strategi mitigasi bencana berkait pencegahan kebakaran yaitu dengan mengintegrasikan teknologi pengelolaan hutan lestari dengan sistem deteksi dini yang dinamakan FDR (Fire Danger Rating). Sistem informasi berbasis satelit dan patroli lapangan rutin tersebut cukup efektif mencegah kebakaran lahan.
"Perusahaan juga telah memobilisasi 200 pompa, termasuk pompa apung berkekuatan 675 liter dan 30 peralatan berat untuk memadamkan api. Perusahaan juga mengerahkan dua helikopter dan 30 pompa untuk mendukung upaya pemadaman yang dikoordinasi oleh pemerintah," kata Kusnan, Sabtu (5/4).