Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inkindo Jabar Kisruh, Sertifikasi Konsultan Terbengkalai

Proses pengajuan sertifikasi badan usaha (SBU) ratusan perusahaan konsultan di Jawa Barat terancam terbengkalai karena kisruh dalam Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Jabar.

Bisnis.com, BANDUNG—Proses pengajuan sertifikasi badan usaha (SBU) ratusan perusahaan konsultan di Jawa Barat terancam terbengkalai karena kisruh dalam Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Jabar.
 
Anggota Inkindo Jabar Herry Sumbodo mengatakan para anggota Inkindo Jabar terancam akan terhambat memproses SBU yang diamanatkan Kementerian Pekerjaan Umum karena situasi yang tidak kondusif di dalam organisasi.  

“Saat ini antara anggota dan pimpinan tidak menyatu, namun prosesnya kemungkinan banyak ganjalan,” katanya, Rabu (19/3/2014).
 
DPP Inkindo Jabar saat ini beranggotakan 725 perusahaan konsultan dimana yang aktif mencapai 500 tengah dirundung masalah setelah ratusan anggota mempermasalahkan keabsahan pemilihan Ketua DPP Inkindo Jabar.

Ketua terpilih, Andrian Tejakusuma dinilai terpilih melalui proses yang cacat. “Pengurusan SBU yang harusnya bisa mudah akan sulit dilakukan, konsultan asing sudah masuk,kita masih bermasalah di internal,” katanya.
 
Menurut Herry, proses pemilihan yang cacat pada 8 Januari 2014 tersebut meliputi soal teknis dan non teknis. Pertama adalah keberadaan surat suara yang dalam pemilihan harusnya berjumlah 185 ternyata di dalam kotak suara terdapat 190 surat suara.

“Sisa 5 suara dengan sepihak oleh Panitia pemilih disobek,tapi setelah dihitung ulang masih ada kelebihan 1. Sisa 1 itu ditambahkan sepihak pada salah satu calon,” paparnya.
 
Kejanggalan lainnya adalah hadirnya orang-orang di luar Inkindo yang masuk ke Musprov berbekal surat kuasa.

Dalam rapat pengurus, sebelumnya ditentukan jika seorang direktur utama anggota Inkindo berhalangan hadir maka yang bisa mewakili adalah wakil direktur berbekal surat kuasa.

"Pada saat pemilihan ada 100 surat kuasa yang tidak diverifikasi panitia terlebih dahulu, kami menduga banyak rekayasa,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper