Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Status Darurat Akan Dicabut, Baht Menguat

Baht, mata uang Thailand menguat menyusul rencana Kabinet untuk mencabut status darurat pada Rabu (19/3/2014).
Demo di Thailand/Reuters
Demo di Thailand/Reuters

Bisnis.com, BANGKOK—Baht, mata uang Thailand, menguat menyusul rencana kabinet untuk menghapus status darurat pada Rabu (19/3/2014).

“Kita telah sepakat untuk menghapus status darurat Thailand dan mulai menggunakan pengamanan internal pada 30 April sampai jumlah pemrotes berkurang,” ungkap Ketua Pertahanan Internasional Thailand Paradorn Pattanathabutr, Selasa (18/3/2014).

Apresiasi baht mulai terlihat selama 4 hari setelah adanya kepastian penghapusan status darurat Thailand, lebih awal dari jadwal yang ditentukan yaitu 23 Maret tahun ini.

Pasar saham di negeri Gajah Putih juga menguat selama 4 hari, mengikuti peningkatan indeks saham Standard & Poor’s Amerika Serikat sebesar 1% pada Senin (17/3).

“Meredanya ketegangan politik di Thailand merupakan pemicu utama penguatan baht. Mata uang Thailand juga mendapat keuntungan dari pemulihan sentimen global seiring dengan berakhirnya konflik Ukraina,”Tsutomo Soma, Manajer Unit Bisnis Pendapatan Tetap Rakuten Securities Inc Tokyo.

Baht menguat hingga 0,4% menjadi 32,11 per dollar pada 1.50 p.m waktu Bangkok dan sempat menembus 32,10 terhadap dollar sehingga mencatatkan level tertinggi sejak 18 Desember 2013. Mata uang Thailand juga terlihat terapresiasi 1,1% selama 4 hari terakhir, kenaikan pertama kali sejak 31 Oktober tahun lalu yang pernah menembus 3,1%.

Meskipun tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai terlihat, Ketua Kamar Dagang Thailand Isara Vongkusolkit memperkirakan ekonomi Thailand berisiko tumbuh di angka 0% atau terkontraksi cukup signifikan sebagai dampak memburuknya situasi politik.

“Prospek ekonomi Thailand akan meningkat di kisaran 2%-3% jika pemerintah yang baru bisa terbentuk pada kuartal III/2014,” tambahnya.

Sebelumnya, Thailand mengumumkan pemberlakuan status darurat selama 60 hari yang dimulai pada 22 Januari 2014 untuk mengamankan pemilihan umum yang sedianya digelar pada 2 Februari 2014.

Namun, pemilihan umum gagal digelar akibat keluarnya 75 dari 375 total konstituen dari Kongres sehingga tidak memenuhi kuorum yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper