Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gedung Putih Optimistis Ekonomi AS Menguat Signifikan

Pemerintah Amerika Serikat (AS) optimistis ekonomi negeri Paman Sam tersebut mengalami ekspansi signifikan pada 2014 dan 2015.

Bisnis.com, WASHINGTON—Pemerintah Amerika Serikat (AS) optimistis ekonomi negeri Paman Sam tersebut mengalami ekspansi signifikan pada 2014 dan 2015.

Gedung Putih AS memproyeksi ekonomi bakal terakselerasi 3,1% tahun ini dan melaju lebih cepat pada tahun depan yaitu 3,4%.

“Angka pengangguran juga akan merosot ke angka rata-rata 6,9% pada tahun ini. Tingkat pengangguran AS sempat menyentuh rekor tertinggi pada 2009 yaitu 10%, tetapi menurun drastis menjadi 6,6% pada Januari tahun ini,” kata administrasi Gedung Putih di Washington, Senin (10/3/2014).

Sejumlah ekonom menyatakan angka pengangguran pada Januari menurus drastis akibat banyak masyarakat AS berhenti mencari pekerjaan. Partisipasi angkata kerja AS melorot menjadi 63% dari 66% saat resesi dimulai.

Proyeksi ekonomi AS 2014 yang dikeluarkan oleh Gedung Putih lebih optimistis dibandingkan perkiraan ‘Blue Chip’ yaitu 2,9% dan proyeksi non-partisan Kantor Anggaran AS sebesar 2,7%.

Tidak hanya itu, proyeksi Gedung Putih atas angka pengangguran juga lebih optimistis dibandingkan kedua organisasi tersebut. Blue Chip memprediksi angka pengangguran turun 6,6% sedangkan Kantor Anggaran AS 6,8%.

Hampir lima tahun setelah berakhirnya resesi, ekonomi AS masih melaju moderat dan angka pengangguran mulai menurun, meskipun masih dikategorikan tinggi.

Untuk itu, administrasi pemerintahan cukup khawatir terhadap kepopuleran Presiden AS Barack Obama yang mampu menurunkan peluang Partai Demokrat memenangkan pemilihan umum pada November mendatang.

Gedung Putih menggarisbawahi penurunan defisit fiskal dan pulihnya pasar properti sebagai beberapa faktor yang mempengaruhi penguatan ekonomi AS.

“Meningkatnya produksi energi, melambatnya biaya kesehatan, dan kemajuan teknologi akan mendorong kinerja ekonomi AS,”ungkap Dewan Penasehat Ekonomi Gedung Putih Jason Furman.

Tetapi, Obama baru-baru ini berjanji untuk mempersempit kesenjangan sosial antara masyarakat kaya dengan miskin melalui peningkatan upah minimum menjadi US$10,10 per jam dari US$7,25 per jam serta peningkatan belanja pemerintah untuk menggenjot ekonomi.

Obama juga mengajukan proposal anggaran senilai US$56 miliar untuk 2015 ke Kongres. Dana tambahan tersebut akan digunakan untuk pendidikan, pelatihan, proyek pertahanan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper