Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Thailand Diprediksi Pangkas Suku Bunga Acuan

Otoritas Moneter Thailand diprediksi akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan Rabu (12/3) untuk memperkuat ekonomi yang sempat melemah akibat krisis politik berkepanjangan.
Demo di Thailand/Bisnis.com
Demo di Thailand/Bisnis.com

Bisnis.com, BANGKOK - Otoritas Moneter Thailand diprediksi akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan Rabu (12/3) untuk memperkuat ekonomi yang sempat melemah akibat krisis politik berkepanjangan.

Mayoritas ekonom yang disurvei Reuters meyakini bank sentral Thailand akan memangkas suku bunga acuan, sedangkan sisanya memprediksi tidak ada pemangkasan suku bunga acuan.

Selebihnya, para ekonom mengatakan tidak ada perubahan pada suku bunga acuan, karena suku bunga saat ini sudah cukup rendah. Kebijakan pelonggaran moneter lebih lanjut berisiko memperburuk utang rumah tangga dan memacu dana keluar.

Pendapat minoritas tersebut mencuat setelah pertemuan terakhir pada 22 Januari 2014, bank sentral Thailand tetap mempertahankan suku bunga acuan ditengah ekspektasi kalangan ekonom terkait pemangkasan suku bunga.

Sebelas dari 19 ekonom tersebut memproyeksi pemangkasan suku bunga sebesar seperempat basis poin menjadi 2,0 %.

Krisis politik Thailand telah memukul potensi pariwisata, konsumsi, dan kepercayaan. Bank sentral Thailand telah memangkas proyeksi ekonomi menjadi 3% tahun ini akibat menurunnya permintaan domestik.

“Dengan tingkat pertumbuhan yang masih lemah, kebijakan fiskal lumpuh akibat ketidakstabilan politik dan inflasi belum akan melaju tinggi dalam waktu dekat. Kami kira, bank sentral akan memangkas suku bunga sekitar 25 basis poin,”ungkap Krystal Tan, ekonom Capital Economics di Singapura, Senin (11/3/2014).

Tidak hanya itu, Benjamin Shatil, ekonom JP Morgan Singapura mengatakan momentum perlambatan di sektor investasi swasta dan tertundanya investasi belanja public memberikan ruang bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Situasi politik di Thailand tidak kunjung membaik. Pemilihan umum yang digelar pada 2 Februari digagalkan oleh protestan, membuat Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dengan kewenangan terbatas.

Sejumlah analis meyakini akan butuh yang cukup lama bagi pemerintah Thailand untuk kembali memfungsikan kegiatan administrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper