Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partai Republik Kecam Reformasi Anggaran Obama

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusulkan proposal kredit pajak baru dan program pelatihan bagi pekerja dalam rencana anggaran 2015. Namun, proposal tersebut mengundang kecaman keras dari Partai Republik.
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, WASHINGTON—Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusulkan proposal kredit pajak baru dan program pelatihan bagi pekerja dalam rencana anggaran 2015. Namun, proposal tersebut mengundang kecaman keras dari Partai Republik.

Rencana cetak biru anggaran 2015 bernilai US$3,9 triliun pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 Oktober 2015 akan meningkatkan anggaran belanja infrastruktur seperti jalan dan jembatan.

Tidak hanya itu, Obama juga akan memperluas pendidikan anak usia dini melalui program silang subsidi dengan membebankannya pada pajak bagi orang kaya di Amerika Serikat.

Proposal itu memiliki kemungkinan kecil untuk mendapatkan persetujuan Kongres, di mana hampir sebagai besar anggota Kongres berasal dari Partai Republik. Meskipun begitu, Partai Demokrat berkomitmen terus mempertahankan proposal itu.

“Bujet fiskal Amerika Serikat adalah sebuah pilihan dan nilai,”ungkap Obama di Washington, Selasa (4/3/2014).

Ketika defisit fiskal mulai menyusut dengan laju tercepat selama 60 tahun, katanya, pemerintah memiliki dua pilihan.

Pertama, pemerintah memilih untuk tetap memeras kalangan menengah dengan pajak dan beban-biaya lain-lain. Kedua, pemerintah tetap berusaha mengurangi defisit fiskal selagi tetap memastikan pertumbuhan dan memperkuat kelas menengah.

Selain itu, Obama berencana meningkatkan pendapatan hingga US$100 miliar dalam beberapa dekade mendatang melalui pajak baru dan pembatasan perusahaan multinasional Amerika Serikat.

Untuk mewujudkan rencana anggaran tersebut, pemerintah AS harus akan menaikkan pajak internasional supaya menyentuh US$276 miliar.

Obama juga meminta tambahan US$65 miliar untuk meningkatkan anggaran pendiidkan, kesejahteraan, dan pertahanan.

Dalam laporan tersebut, produk domestik bruto akan tumbuh 3,1% tahun ini setelah menguat 1,9% pada tahun lalu. Rata-rata angka pengangguran akan berkisar pada 6,9% tahun ini dan 6,4% pada tahun mendatang.

Rencana anggaran senilai US$3,9 triliun merupakan antisipasi terhadap akselerasi ekonomi yang menaikkan angka pekerjaan sekaligus inflasi.

“Setelah beberapa tahun fiskal dan kekeliruan manajemen, Presiden menawarkan proposal dengan anggaran yang tidak masuk akal,”kata juru bicara Partai Republik John Boehner.

Menurutnya, pemerintah saat ini terlalu banyak meminjam, membelanjakan, dan menaikkan pajak. Perilaku tersebut, ungkapnya, berisiko mencederai ekonomi dan pekerjaan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper