Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia memiliki lima gambaran tentang Timur Tengah yang diharapkan bisa terealisasi demi tercapainya kestabilan dan kedamaian di kawasan tersebut.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan lima keinginan Indonesia tersebut dalam pembukaan Konferensi Kerja Sama Negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD).
“Mempertimbangkan lokasi strategis Timur Tengah, banyak yang dipertaruhkan jika ketidakpastian terus mewarnai kawasan tersebut,” kata SBY, Sabtu (1/3/2014).
Kelima hal itu, Pertama, Indonesia menginginkan negara-negara Timur Tengah menikmati kestabilan dan kerja sama antarnegara di kawasan.
Kedua, Indonesia mendorong konsolidasi demokrasi di Timur Tengah untuk mendorong partisipasi aktif penduduk dalam pembangunan nasional tiap negara.
SBY mengajukan Bali Democracy Forum sebagai sarana bagi negara-negara Timur Tengah untuk berbagi pengalaman dengan negara-negara lain tentang konsolidasi demokrasi.
“Saya senang perwakilan dari beberapa negarai Timur Tengah terus berpartisipasi di BDF sejak 2008, terutama keikutsertaan 60 orang dari Palestina tahun lalu,” katanya.
Ketiga, Indonesia menghendaki Timur Tengah bebas dari senjata nuklir dan senjata pemusnah masal lain.
Presiden menyayangkan tidak hadirnya negara-negara Timur Tengah dari daftar kelompok negara yang memiliki traktat Zona Bebas Nuklir.
“[Timur Tengah] membutuhkannya. Dunia mendorong negara-negara di kawasan itu untuk mendiskusikan sebuah perjanjian,” kata SBY.
Keempat, Indonesia ingin melihat Timur Tengah yang sejahtera dan bisa berkontribusi besar terhadap pemulihan perekonomian global.
Kelima, Indonesia ingin Timur Tengah yang bersatu dengan negara yang siap saling membantu kesulitan yang dihadapi oleh negara lain di kawasan.
“Berdasarkan pengalaman kita di Asia Tenggara, ini tidak mudah. Namun, ASEAN telah membuktikan mampu bertahan dan membangun kawasan yang stabil atas dasar rasa saling percaya,” kata SBY.