Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Valentine Dongkrak Harga & Permintaan Bunga di Kota Batu

Menjelang hari kasih sayang atau valentine day harga bunga terutama mawar dan baby street asal Kota Batu, Jawa Timur, naik hingga 300% dibandingkan hari biasa.

Bisnis.com, BATU - Menjelang hari kasih sayang atau valentine day harga bunga terutama mawar dan baby street asal Kota Batu, Jawa Timur, naik hingga 300% dibandingkan hari biasa.

Luki Budiarti, Pimpinan Gabungan Kelompok Tani Mitra Arjuna Kecamatan Bumiaji Kota Batu, mengatakan tidak hanya mawar, bunga baby street pada valentine juga naik.

“Permintaan akan bunga menjelang valentine juga ikut terdongkrak naik minimal 30%,” kata Luki di Batu, Rabu (12/2/2014).

Hanya saja dibandingkan dengan mawar, kenaikan harga untuk bunga baby street tidak terlalu melonjak tajam. Jika normal harga bunga baby street Rp20.000 per ons. Namun, pada momen valentine harga naik menjadi Rp25.000-Rp30.000 per ons.

Sementara itu, untuk bunga mawar dengan kualitas bagus, harga per tangkai yang biasanya Rp4.500 bisa melonjak sebesar Rp10.000-Rp15.000 per tangkai. Sementara itu, untuk mawar dengan tangkai pendek yang bisanya Rp250 per tangkai naik menjadi Rp750-Rp1.000 per tangkai. Mawar dengan tangkai panjang dari Rp600 per tangkai naik Rp1.500-Rp2.000 per tangkai.

Rosmani, petani bunga mawar di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji, mengatakan kenaikan harga tersebut berlangsung sebelum valentine, setelah momen kasih sayang itu, harga kembali normal.

“Valentine memang identik dengan mawar sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa sayang terhadap orang yang dicintai,” jelasnya.

Sulkan, Ketua Petani Mawar Kota Batu, mengatakan tingginya permintaan akan mawar terkendala dengan ketersediaan mawar akibat hujan deras disertai angin kencang. Akibatnya kendati permintaan tinggi namun jumlah produksi mawar turun.

“Jika normal per hektare lahan bisa menghasilkan sedikitnya 100.000 tangkai per hari. Namun akibat hujan deras tersebut produksi tidak lebih dari 50.000 tangkai,” ujar Sulkan.

Kondisi tersebut diperburuk dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan petani menjadi naik sekitar 40%. Tingginya biaya produksi tersebut akibat serangan hama maupun penyakit pada tananaman mawar selama musim penghujan. Agar mawar tidak rusak petani harus melakukan penyemprotan lebih banyak dibandingkan saat normal.

Jika cuaca normal penyemprotan dilakukan seminggu sekali. Pada waktu hujan penyemprotan dilakukan sepekan dua hingga tiga kali. Akibatnya biaya untuk membeli obat dan fungisida menjadi naik.

“Sehingga wajar jika harga mawar pada valentine melonjak tajam. Selain produksi turun biaya perawatan juga tinggi. Namun begitu valentine hanya momen sesaat. Setelah valentine harga normal karena mawar untuk memenuhi kebutuhan pedagang di luar kota,” tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Sofi’I
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper