Bisnis.com, NEW YORK - Salah satu tantangan pertama Janet Yellen sebagai ketua Federal Reserve adalah membangkitkan tingkat inflasi yang sesuai dengan target bank sentral, yakni 2%.
Para pembuat kebijakan telah gagal dalam mencapai tujuan inflasi hampir selama 2 tahun dan saat ini bank sentral mengurangi langkah pembelian obligasi pemerintah. Inflasi naik pada tingkat 0,9% dalam 12 bulan yang berakhir pada November.
“Setiap bulan selalu lewat dengan inflasi yang terjebak di bawah target dan tekanan datang dalam rencanan pencapaian pertumbuhan,” ujar Ethan Harris, Kepala Riset Ekonomi Global Bank of American Corp di New York, Senin (27/1/2014).
Menurutnya, para pembuat kebijakan secara perlahan mengakui bahwa hal ini adalah risiko yang serius. Menurut catatan, terakhir kali harga naik pada atau di atas 2% pada April 2012.
Sebelumnya, Eric Rosengren, Presiden Federal Reserve Bank of Boston, mengatakan inflasi yang terlalu rendah dapat menyebabkan keprihatinan nyata, karena meningkatkan kemungkinan “kejutan negatif” terhadap ekonomi dan menyebabkan deflasi.
Menurutnya, hal ini dapat menyebabkan rumah tangga menunda belanja untuk mengantisipasi harga yang lebih rendah dan perusahaan menunda investasi serta perekrutan pekerja akibat penjualan produk yang lamban.