Bisnis.com, JAKARTA— Harga obligasi Amerika Serikat cenderung melemah dan dolar AS menguat, meski harga emas mencatat penurunan terbesar sejak awal tahun terkait spekulasi bank sentral akan melanjutkan pengetatan stimulus moneter (tapering off) pada pertemuan pekan depan.
Harga saham AS umumnya naik, namun Indeks S&P 500 menunjukkan pelemahan selama dua sesi perdagangan pada saat sektor riil bergerak naik. Kendati demikian, indeks Dowjones turun akibat kinerja per triwulan yang mengecewakan.
Sementara itu, harga ekuitas global bertahan setelah saham Eropa menyentuh level tertinggi dalam lima setengah tahun. Imbal hasil obligasi AS dilaporkan pulih dari level terendah dalam lima pekan pada saat harga obligasi turun.
"Saya yakin bank sentral AS akan memperketat stimulus," ujar Phillip Streible, senior commodities broker pada perushaan RJ O'Brien sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (22/1/2014).
Pada bagian lain, harga emas spot dilaporkan turun sekitar 1% atau penurunan tertinggi sejak awal tahun hingga di bawah US$1.242 per ounce. Pada Senin, emas menyentuh level tertinggi sejak pertengahan Desember di posisi US$1.259,85.