Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) melakukan pencegahan penyakit melalui penilaian data lingkungan, serta memberikan bantuan jamban darurat juga poly aluminium chloride (PAC) atau penjernih air bagi korban banjir.
Selain itu Kemenkes juga menyiapkan bahan-bahan sosialisasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pengendalian penyakit, dan pelayanan air bersih.
“Sampai saat ini permasalahan kesehatan akibat musibah banjir masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Namun, Kemenkes bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pemantauan," kata Dokter Sri Henni Setiawati, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) Kemenkes, dalam rilis Kemenkes, Selasa (21/1/14).
Dia menuturkan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah memobilisasi tim rapid health assesment (RHA), untuk melakukan penilaian kesehatan cepat ke lokasi banjir.
Selain itu, lanjutnya, Kemenkes juga memberikan pelayanan kesehatan, yaitu mendirikan pos kesehatan di lokasi pengungsian (jumlah pengungsi sekitar 300 orang), atau pelayanan kesehatan melalui tim kesehatan mobile di lokasi pengungsian juga sekitar 300 orang.
Dia menjelaskan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pemberantasan penyakit Menular (BBTKL-PPM) Jakarta, melakukan distribusi logistik, antara lain berupa alat reverse osmosis 1 unit; Lysol 50 liter; Hygiene Kit 200 buah; dan Poly Bag 400 buah.
Intensitas curah hujan yang berlangsung secara terus menerus selama sepekan terakhir ini, katanya, memicu luapan sungai Ciliwung dan Pesanggrahan, yang mengakibatkan beberapa wilayah Ibukota menjadi tergenang.
Selain mengakibatkan 7 orang korban meninggal dalam musibah banjir kali ini, banjir juga mengakibatkan salah satu fasilitas kesehatan milik Kemenkes, yaitu RS Jiwa Soeharto Heerdjan mengalami kerusakan dan terendam air.