Bisnis.com, RIGA—Negara peserta kawasan euro terbaru dapat menjadi sekutu bagi Presiden Bundesbank Jens Weidmann dalam pertempuran melawan kebijakan moneter Eropa yang dianggap terlalu berisiko.
Ilmar Rimsevics, Gubernur bank sentral Latvia, telah bergabung dengan Dewan Pemerintahan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) setelah negaranya mengadopsi mata uang tunggal pada 1 Januari.
Sejarah mencatat pemotongan anggaran dan reformasi struktural yang diterapkan oleh negara Baltik tersebut mengarahkan kepada krisis keuangan, mengingatkan kembali pandangan Weidmann Jerman yang telah memperingatkan bahwa easy money dalam menggagalkan upaya fiskal.
Dengan suku bunga acuan zona euro yang rendah, tingkat pengangguran yang tinggi dan pinjaman pada bank yang terus menyusut, terjadi perdebatan antara pejabat ECB mengenai seberapa jauh kebijakan moneter telah mendorong perekonomian kawasan.
Seperempat dari 23 anggota dewan ECB menentang keputusan pemotongan suku bunga terakhir pada November, dan dengan datangnya Rimsevics--yang mendukung pemotongan anggaran dan kenaikan pajak setara dengan 16% dari ekonomi Latvia pada 2008 dan 2009--dapat membuat kebijakan pelonggaran ekonomi lebih lanjut sulit untuk disetujui.
“Saya membayangkan Gubernur Rimsevic akan menegaskan mengenai batasan-batasan kebijakan moneter untuk dapat diberikan,” ujar Andrew Bosomworth, Managing Director Pacific Investment Managemen Co. di Munich, Rabu (8/1/2014). Dia beharap bahwa Rimsevic akan mendukung disiplin fiskal yang sedang berlangsung di zona euro.