Bisnis.com, MUMBAI—Suku bunga acuan India akan tetap tinggi selama lonjakan inflasi terindikasi dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi.
Indeks harga konsumen naik lebih dari 11%, tertinggi dalam kelompok 20 ekonomi utama (G20), yang disebabkan karena tersendatnya penyediaan segala sesuatu dari makanan hingga ketersediaan tenaga kerja menjadi penyebab kenaikan harga.
“Jika Anda mengalami inflasi yang terung meninggi, itu akan membunuh pertumbuhan Anda,” ujar Reserve Bank of India (RBI) KC Chakrabarty kepada Bloomberg TV, pekan lalu. Menurutnya, penyebab suku bunga tinggi karena faktor inflasi yang juga tinggi, namun jika inflasi turun maka suku bunga tidak akan turun.
Sebelumnya Gubernur bank sentral Raghuram Rajan telah mengejutkan kalangan ekonom dengan seharusnya mempertahankan standard tarif repurchase agreement (repo) sebesar 7,75%, justru menambah kenaikan sebesar 50 basis poin.
"Rata-rata inflasi tahun akan tetap tinggi dengan lebih dari 9%," ujar, Sonal Varma, Ekonom Nomura Holdings Inc. Mumbai. Dirinya mengharapkan Gubernur bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 28 Januari.
Dia berpendapat, guna terus melakukan penekanan pada harga konsumen, maka RBI tidak memiliki pilihan lain kecuali menaikkan tarif repo.