Bisnis.com, BOGOR - Bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemandirian pangan sama pentingnya dengan kemandirian senjata militer.
SBY, dalam orasi ilmiah di hadapan civitas akademika Institut Pertanian Bogor, mengatakan saat ini ada dua kutub pemikiran besar di dunia mengenai pemenuhan kebutuhan pangan.
Satu kutub pemikiran menyatakan sebuah negara harus memproduksi seluruh kebutuhan pangan penduduknya (to produce). Di sisi lain, ada pendapat yang menganjurkan negara untuk menyediakan kebutuhan pangan melalui impor (to buy) demi efisiensi perekonomian.
Indonesia, menurut Presiden, harus berupaya membangun kemandirian pangan karena tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pasokan pangan dari perdagangan internasional.
"Saya punya pendapat, bahwa komoditas pangan dan persenjataan militer dasar bagaimanapun bangsa Indonesia perlu memiliki kemandirian yang kuat. Ingat dunia tidak selalu bersahabat," katanya, Jumat (20/12/2013).
Kepala Negara mengatakan salah satu cara membangun ketahanan pangan adalah melalui sinergi dan kolaborasi universitas, dengan dunia usaha. Dia mengajak akademisi IPB untuk menghasilkan inovasi dan penelitan yang bisa dimanfaatkan oleh sektor riil Indonesia.
"Jika penemuan ber-harga untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan diversifikasi pangan masuk ke dunia industri, maka negara dan rakyat mendapatkan keuntungan yang luar biasa," kata Presiden.