Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com, Pekanbaru – Dinas Kehutanan Riau menyatakan organisasi nonpemerintah (NGO) yang ada di provinsi ini hanya pandai mengkritik baik terhadap pemerintah pusat maupaun pemda terutama Pemprov Riau, tanpa ada memberikan solusi, apalagi tindakan nyata bagi masalah kehutanan seperti laju deforestasi.

Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Riau Zulkifli Yusuf mengatakan kenapa hanya provinsi yang memiliki potensi hutan alam yang besar selalu disalahkan dan kenapa daerah yang telah habis hutan tidak pernah disalahkan.

"Selama ini Greenpeace dan beberapa pihak-pihak lain pandainya hanya memberikan kritik, tetapi tidak bisa memberikan solusi," kata Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Riau Zulkifli Yusuf di Pekanbaru.
         
Dia mengatakan saat memulai materi pada seminar sehari dengan tema "Riau Menuju Nol Deforestasi" yang diadakan Greenpeace pada salah satu hotel berbintang di Pekanbaru, Riau.
         
Menurutnya, tidak hanya pada organisasi yang mengaku pencita lingkungan seperti Greenpeace, tetapi juga pada pihak-pihak asing yang mengkritik keras dengan isu pelepasan emisi karbon di hutan yang ada di Riau. Pihaknya tidak pernah memberikan penghargaan sebagai bentuk dukungan terhadap organisasi atau suatu lembaga baik negara ataupun tidak yang memulai menawarkan pada Dishut Riau tetang deforestasi.
         
"Kemarin saya berbicara di empat negara dan mengatakan Anda harusnya bersyukur dan berterima kasih kepada Indonesia khususnya Riau. Sehabis-habisnya hutan Riau, masih ada hutan alam," katanya.
         
Dia pun menyambung dengan mengatakan, "negara anda itu apa? Tak ada apa-apa. Jadi, ketidakadilan itu ada. Sementara dia lebih sejahtera dari kita. Sekarang apa solusinya dari ahli-ahli Greenpeace ini?" tuturnya.
         
Juru kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Yuyun Indradi menyatakan, Riau bisa menjadi barometer kesuksesan pemerintah dalam melindungi kekayaan hayati hutan Indonesia dan habitat penting sejumlah satwa dilindungi.
         
Seperti penegakkan hukum dan menerapkan kebijakan nol deforestasi yang diikuti komitmen kuat dari sektor industri kehutanan dan perkebunan. Sebab, hutan dan gambut di Riau juga memiliki cadangan karbon terbesar di Asia Tenggara.

"Di sisi lain, Riau adalah tempat kerusakan hutan tertinggi di Indonesia yang meliputi bencana tahunan seperti kabut asap akibat kebakaran hutan untuk ekspansi perkebunan skala besar, banjir yang terjadi karena degradasi lingkungan dan tingginya laju kerusakan hutan," katanya seperti dikutip Antara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper