Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

BI: Pembelian Obligasi Masih ada Pasca Tapering Off

Bank Indonesia memperkirakan masih akan ada pembelian surat berharga pasca diberlakukannya program pengurangan bertahap (tapering off) stimulus moneter oleh Bank Sentral AS atau The Fed.
Anggi Oktarinda
Anggi Oktarinda - Bisnis.com 19 Desember 2013  |  22:00 WIB
BI: Pembelian Obligasi Masih ada Pasca Tapering Off

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memperkirakan masih akan ada pembelian surat berharga pasca diberlakukannya program pengurangan bertahap (tapering off) stimulus moneter oleh Bank Sentral AS atau The Fed.

Gubernur Bank Indonesia Agus M. Martowardojo menuturkan program tapering off oleh The Fed sudah diperhitungkan dengan baik.

"Tapering itu hanya US$10 miliar. Ini masih akan ada pembelian surat berharga kita," ujarnya di Kantor Presiden hari ini, Kamis (19/12/2013).

Di sisi lain, lanjutnya, suku bunga di AS juga masih akan tetap dijaga di level relatif rendah antara 0%-0,25%. Angka tersebut diproyeksikan tidak akan meningkat jika tidak ada indikator tertentu yang tidak tercapai seperti tingkat pengangguran dan inflasi.

"Jadi kami lihat tapering itu dampaknya ke dunia memang positif karena sudah diperhitungkan sebagai antisipasi," katanya.

Agus melanjutkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah pada akhir tahun wajar karena pada periode tersebut terjadi pembelian valas cukup tinggi. Jika kebutuhan akhir tahun sudah dilewati, ujarnya, nilai tukar akan normal kembali.

"Tetapi pemerintah tetap harus perbaiki ekonomi di Indonesia. Kami harus perhatikan transaksi berjalan yang masih defisit. Kami juga harus melakukan upaya reformasi perbaikan," katanya.

Sementara itu, Agus mewanti-wanti pemerintah perlu waspada terhadap perbaikan ekonomi di sejumlah negara maju. Pasalnya, lanjutnya, hal itu dapat berdampak pada peningkatan suku bunga.

"Kalau luar negeri, yang mesti kita hati-hati adalah upaya perbaikan ekonomi di negara maju, khususnya AS sudah berjalan. Itu bisa seperti kejadian 2004-2005 di mana tingkat bunga terus meningkat. Dan itu ada dampaknya pada dunia."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

agus martowardoyo bank indonesia
Editor : Sutarno

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top