Bisnis.com, SAMARINDA - Bank Indonesia Perwakilan Kaltim memproyeksikan inflasi pada 2014 cukup moderat di kisaran 5,85%. Pembangunan infrastruktur dinilai akan memainkan peranan penting dalam menjaga inflasi dari sisi kelancaran distribusi barang khususnya yang berasal dari luar provinsi ini.
Pemimpin Bank Indonesia Kaltim Ameriza M. Moesa, mengatakan perkiraan inflasi akan turun karena membaiknya nilai tukar seiring kinerja ekspor yang pulih serta hilangnya 'shock' atas kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
"Inflasi di Kaltim juga turun karena beberapa komoditas seperti emas dan kedelai diperkirakan mengalami penurunan di tahun mendatang, sehingga tekanan inflasi dapat semakin maksimal," katanya dalam laporan Perkembangan Terkini Ekonomi 2014 Provinsi Kaltim, Rabu (13/11/2013).
Bila dilihat secara bulanan, tekanan inflasi Kaltim pada 2014 diproyeksikan terjadi pada 1-2 bulan menjelang pemilu dan pada hari Raya Idulfitri serta Natal/Tahun Baru.
Dia mengungkap inflasi Kaltim pada 2013 ini diperkirakan 9% akibat kenaikan BBM. Jika dilihat dari komposisinya, tekanan inflasi tahunan tertinggi disumbang oleh kelompok bahan makanan dan kelompok administered price. (k26)