Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sawit Ramah Lingkungan, Daftar Baru Disepakati

Bisnis.com, JAKARTA–Para menteri anggota APEC tetap menolak masuknya kriteria tambahan produk ramah lingkungan (Environmental Good List/ EG List) yang diusulkan Indonesia guna memuluskan masuknya minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan karet

Bisnis.com, JAKARTA–Para menteri anggota APEC tetap menolak masuknya kriteria tambahan produk ramah lingkungan (Environmental Good List/ EG List) yang diusulkan Indonesia guna memuluskan masuknya minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan karet ke dalam daftar tersebut.

Namun, mereka berkompromi dan menyetujui disusunnya daftar baru untuk produk tertentu, yang terpisah dari EG List, berdasarkan kriteria usulan RI tersebut. Kriteria itu mencakup produk yang berkontribusi terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan perdesaan.

Produk dalam daftar baru tersebut juga akan memperoleh tarif bea masuk preferensi seperti halnya produk EG List yang tarifnya di bawah 5%. Namun, besarannya belum ditetapkan. “Seluruh menteri APEC sudah menyutujui kesepakatan ini,” kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Minggu (7/10/2017).

Gita optimistis kesepakatan itu akan melenggangkan produk pertanian Indonesia, terutama CPO dan karet, untuk masuk daftar baru tersebut. Apalagi, pelaksanaan tarif bea masuk preferensi untuk produk dalam daftar baru ini sama dengan EG List, yakni 2015.

Dengan kesepakatan itu, sambung Gita, Indonesia dan beberapa anggota (co-sponsor) selanjutnya akan menyusun koridor (term of reference) guna memulai analisis dan penjabaran lebih lanjut tentang parameter pertumbuhan berkelanjutan sebagai filter untuk produk yang nanti diusulkan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan kesepakatan yang memunculkan daf tar produk baru itu dengan sen diri menegaskan bahwa Indonesia sudah tidak fokus pada upaya menambah produknya dalam EG List.

“Masuk atau tidak, itu tidak masalah, kalau sekarang bisa memasukkan CPO dalam list, penurunan tarifnya baru 2015. Justru kami mengembangkan track (jalur) yang baru dan bersifat paralel dengan itu [EG List],” kata Iman.

PARAMETER TURUNAN

Seusai pertemuan tingkat tinggi APEC di Bali, pihaknya bersama dengan anggota sponsor seperti China dan Papua Nugini akan menyusun parameter turunan. APEC Policy Support Unit (PSU) akan melakukan kajian untuk mengembangkan parameter tersebut.

Dia menambahkan anggota yang menjadi pemrakarsa usulan ini akan mengadakan dialog kebijakan perdagangan tahun depan untuk menindaklanjuti hasil kajian PSU. Nantinya, anggota APEC yang lain bisa mengusulkan produk apa saja yang akan dimasukkan dalam daftar.

“TOR [terms of reference] masih dalam tahap rencana untuk dibentuk, parameternya masih akan dirumuskan. Mudah-mudahan kuartal I tahun depan sudah bisa dapat parameternya dan produknya akan menyusul,” imbuhnya.

Iman mengungkapkan proses ini berkebalikan dengan EG List yang disahkan pada KTT APEC 2012 di Vladivostok, Rusia.

Pada APEC tahun lalu, semua anggota bisa memasukkan produk unggulan yang terkait dengan kelestarian lingkungan dalam EG List tanpa memakai kriteria tertentu.

Pihaknya tidak menutup kemungkinan akan memperkenalkan produk dalam daftar baru tersebut dalam pertemuan WTO sebelum 2015. “Kalau sudah masuk WTO berarti harus sudah siap dengan binding. Tentu saja kami harapkan anggota APEC lain di WTO juga memberi komitmen,” ujarnya.

Dia juga mengklaim konsep ini lebih baik dari EG List yang berorientasi pada aspek perdagangan saja. Meski targetnya sama, yakni penurunan tarif pada 2015 menjadi 5%, konsep ini punya kontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan, pengurangan kemiskinan, dan pembangunan perdesaan. (Sri Mas Sari & Rio Sandy P.)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (7/10/2013)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper