WASHINGTON - Pertumbuhan Ekobomi Amerika Serikat terancam kembali melambat karena pelemahan belanja konsumen, yang terindikasi dari anjloknya tingkat kepercayaan konsumen di tengah kekhawatiran akan prospek perekrutan dan upah tenaga kerja.
Indeks sentimen konsumen September dari Conference Board merosot ke level 79,7, yang terendah sejak Mei. Bulan lalu, indeks menempati level 81,8. Laporan lain yang dirilis hari ini, Rabu (25/9/2013), menunjukkan harga rumah menguat ke rekor tertinggi dalam 7 tahun.
“Kepercayaan konsumen anjlok, di tengah kekhawatiran prospek jangka pendek terhadap lapangan kerja dan upah. Sementara itu, ekspetasi kondisi bisnis di masa depan sedikit berubah, tapi tetap positif,” ujar Lynn Franco, Direktor Indikator Ekonomi Conference Board, Selasa (24/9).
Sebelumnya, perkiraan median dari 78 ekonom yang disurvei Bloomberg menduga kepercayaan konsumen AS bulan ini akan mencapai level 79,9. Tingkat kepercayaan konsumen AS pernah menembus level rata-rata 53,7 selama resesi yang berakhir Juni 2009.
Pertumbuhan angka bekerja yang tidak menentu dan turunnya upah pekerja dapat menekan angka belanja konsumen, yang mendominasi 70% perekonomian AS. Sebagian rumah tangga sebenarnya diuntungkan dengan tingginya harga rumah dan nilai saham.
Akan tetapi, memanasnya ketegangan politik di Timur Tengah dan isu perdebatan pagu utang di Washington menyebabkan sentimen konsumen sulit mengalami rebound, paling tidak dalam sebulan ke depan.
“Kondisi angka bekerja sepertinya sedikit berkembang, tapi pada fase yang teramat lambat. Sebenarnya, ini bukan situasi yang buruk, tapi belanja riil telah sangat melemah tahun ini,” ujar Stephen Stanley, Kepala Ekonom Pierpont Securities LLC di Stamford, Connecticut, Rabu (25/9).
Barometer ekspetasi konsumen untuk 6 bulan ke depan juga merosot ke level 84,1 setelah menyentuh level 89 bulan sebelumnya. Di lain pihak, penilaian terhadap kondisi saat ini naik menjadi 73,2 pada September dari 70,9 bulan lalu.